Liputan6.com, Rote Ndao - YAB alias Yesti (32), seorang ibu rumah tangga (IRT) di Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi korban pencabulan.
Korban dicabuli oleh seorang remaja 17 tahun berinisial YF di rumahnya di Desa Tasilo, Kecamatan Loaholu, Kabupaten Rote Ndao.
Advertisement
Kapolres Rote Ndao, AKBP Mardiono, menuturkan aksi pencabulan itu terjadi saat korban sedang tertidur pulas di kamarnya setelah pulang dari pesta pernikahan. Sedangkan suami korban belum kembali ke rumah karena masih mengikuti pesta pernikahan.
Advertisement
Baca Juga
"Karena sudah mengantuk maka korban berinisiatif untuk pulang mendahului suaminya. Pintu belakang dan pintu kamar tidak ditutup, karena korban berpikir, jika suaminya pulang tidak perlu membangunkannya untuk membuka pintu," ujar Kapolres.
Rupanya, kepulangan korban itu diketahui pelaku yang saat itu dipengaruhi minuman keras. Ia lalu membuntuti korban hingga ke rumah.
Sekitar pukul 04.00 Wita, korban merasakan ada tangan yang memegang tubuhnya. Saat hendak berteriak meminta pertolongan, pelaku langsung menutupi wajah korban dengan bantal.
Korban yang terus melawan semakin ditekan oleh terlapor menggunakan kedua tangan dan bantal yang menutupi wajah korban.
Saat pelaku berupaya membuka pakaian, korban pun langsung menggigit tangan kiri pelaku dan menendang tepat di selangkangan pelaku.
Mendapat perlawanan dari korban, pelaku pun memilih kabur dan meninggalkan sandal sebelah kanan.
Korban kemudian berteriak minta tolong hingga warga berdatangan mengejar pelaku namun tidak berhasil menangkapnya.
Simak Video Pilihan Ini:
Anak di Bawah Umur
Kasus ini kemudian dilaporkan korban ke Polsek Rote Barat Laut dengan nomor LP/B/46/XI/2024/SPKT/SEK RBD/Res RND/NTT.
Personel Polsek yang menerima laporan langsung melakukan penyelidikan. Upaya polisi akhirnya membuahkan hasil. Polisi akhirnya menangkap YF dan menetapkan sebagai tersangka.
"Karena YF masih di bawah umur, maka dia masuk kategori Anak berkonflik dengan hukum (ABH)," ujar Kapolres.
Polisi sudah memeriksa 10 saksi termasuk korban dan pelaku. Meski demikian, pelaku tidak ditahan karena masuk anak bawah umur.
YF dijerat pasal 289 KUHP atau pasal 6 huruf (a) Undang-undang RI nomor 12 tahun 2022 tentang kekerasan seksual dengan ancaman penjara paling lama sembilan tahun.
"Kasusnya sekarang sudah tahap II. Pelaku dan barang bukti sudah kami serahkan jaksa. Tapi pelaku tidak ditahan," pungkasnya.
Advertisement
