Usai Salat Subuh, Warga Langsung Dapat Bibit Alpukat

Program Salat Subuh Berjamaah berhadiah bibit pohon alpukat. Harapannya lama-lama ibadah Salat Subuh jadi kebutuhan.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Agu 2017, 05:00 WIB
Diterbitkan 16 Agu 2017, 05:00 WIB
Ilustrasi Masjid (Istimewa)
Ilustrasi Masjid (Istimewa)

Liputan6.com, Agam - Pemerintah Nagari Koto Malintang, Kecamatan Tanjungraya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, meluncurkan program Salat Subuh Berjamaah di masjid dan musala. Program ini tujuannya menanamkan kecintaan beribadah bagi warga di daerah itu.

Program ini sudah berjalan sejak dua pekan lalu di lima masjid dan musala yang ada di Jorong Alai, Ambacang, Muko-muko, Pauh Taruko, dan Rambai.

Wali Nagari Koto Malintang, Naziruddin di Lubukbasung, mengatakan untuk menarik minat warga dalam melaksanakan salat subuh berjamaah, pemerintah nagari memberikan bantuan bibit alpukat dua batang kepada setiap jamaah masjid dan musala yang melaksanakan shalat subuh berjamaah.

"Bibit alpukat ini merupakan bantuan dari PLTA Maninjau," kata dilansir Antara, Selasa 15 Agustus 2017.

Bibit ini diserahkan setelah warga selesai menunaikan salat subuh. Pemerintah nagari juga berencana memberikan uang sebesar Rp 10 ribu kepada anak sekolah yang mengikuti salat subuh berjamaah ini.

Dengan cara itu maka program salat subuh berjamaah akan berjalan dan lama kelamaan warga terbiasa dengan ibadah ini. Hasilnya kini sudah terasa, masjid dan musala yang dulu sepi saat sholat subuh sekarang mulai ramai.

Naziruddin optimistis ke depannya warga akan terbiasa melaksanakan salat subuh berjamaah di masjid dan musala, sehingga ibadah ini menjadi suatu kebutuhan, dan akan terasa kehilangan jika ditinggalkan.

Sementara itu, Wakil Bupati Agam, Trinda Farhan Satria memberikan apresiasi kepada Nagari Koto Malintang yang telah melakukan program Salat Subuh Berjamaah.

"Saya berharap 82 nagari lain juga melakukan program yang sama di daerah mereka. Program ini untuk mendukung gerakan nagari madani yang diluncurkan Pemkab Agam pada 2017," katanya.

Pencanangan nagari madani ini sesuai dengan visi Kabupaten Agam yakni berkeadilan, inovatif, sejahtera, agamis dan beradat menuju Agam mandiri berprestasi yang madani. Untuk mencapai ini, setiap nagari harus menggerakkan nilai lokal, seperti kembali ke surau atau masjid, mensyiarkan khatam Alquran.

Selain itu meramaikan masjid dalam menunaikan salat lima waktu, mengembalikan fungsi masjid sebagai tempat pendidikan umat, menggiatkan dakwah di setiap masjid, dan masjid sebagai fungsi sosial dan ekonomi.

Nagari melindungi kampung dan "anak nagari" atau generasi muda dengan harapan berkurangnya kasus penyalahgunaan narkoba, kasus pornografi dan perjudian. "Untuk mencapai ini parik paga harus diaktifkan kembali," katanya.

Selain itu, nagari juga menghidupkan kembali ukhuwah Islamiah dan gotong royong dengan capaian berkurangnya kasus kekerasan dalam rumah tangga, perceraian, kekerasan pada anak, meningkatkan budaya gotong royong, penurunan angka kemiskinan dan berkurangnya anak putus sekolah akibat faktor ekonomi.

"Nagari harus mendata berapa anak putus sekolah akibat ekonomi dan orang rantau, mendata para donatur yang ada di rantau. Ini telah dilakukan Nagari Bukik Batabuh sehingga jumlah anak putus sekolah berkurang di daerah itu," katanya.

Saksikan video menarik di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya