Liputan6.com, Denpasar - Anda yang tengah bermain di Lapangan Puputan Denpasar pasti kaget lantaran keberadaan robot dalam film Transformer. Ya, di taman yang terletak di jantung Kota Denpasar itu terdapat dua robot Transformer yakni Optimus Prime dan Bumblebee. Sontak saja keduanya langsung dikerumuni anak-anak yang sedang bermain bersama keluarga.
Mereka berfoto bersama Optimus Prime dan Bumblebee. Sesekali kedua robot itu melambaikan tangannya memanggil anak-anak yang tengah bermain. Jika hendak berfoto bersama mereka, cukup menyisihkan uang seikhlasnya. Masukkan saja ke dalam kotak yang telah mereka sediakan.
Ya, ini bukan robot sungguhan. Di dalamnya terdapat manusia yang menggerakkan kostum robot tersebut. Robot-robot tiruan ini merupakan karya anggota Komunitas Kurnia Robot asal Salatiga. Juru bicara Komunitas Kurnia Robot, Kusni Minwari menjelaskan, kostum robot Transformer tersebut terbuat dari bahan spons.
Advertisement
Baca Juga
"Untuk catnya kita oplos sendiri. Satu kostum bisa menghabiskan waktu pembuatan sekitar satu hingga dua bulan tergantung tingkat kerumitan. Untuk biaya sekitar Rp 2-3 juta," kata Kusni kepada Liputan6.com, Senin, 4 September 2017.
Kusni mengaku mereka biasa tampil tergantung permintaan. Para robot ini bisa datang meramaikan acara. "Untuk pemesanan event tertentu kita menyesuaikan. Misalnya, temanya motor, kita buatkan kostumnya. Harus pesan jauh-jauh hari," ucap Kusni.
Untuk kostum robot Transformer ini, Kusni menyebutkan bobotnya mencapai 20 kilogram. "Untuk ketinggian disesuaikan dengan ketinggian pemakai dan karakter robot," jelas dia.
Menurut Kusni, mereka yang tergabung dalam Komunitas Kurnia Robot awalnya hanya pengangguran. Saat mereka berkumpul, tercetus ide memanfaatkan kegemaran swafoto alias selfie. Mereka lalu mewujudkannya dengan membuat kostum yang bisa digunakan sebagai latar bagi pecinta swafoto.
"Dari kumpul-kumpul itu tercipta ide bikin kostum yang bisa dipakai dan kita hadir di tempat wisata. Bahasa kasarnya ngamen, bahasa halusnya jual jasa foto. Kan lagi ramai foto-foto selfie," kata dia.
Ide itu kemudian berlanjut hingga mereka sering tampil dalam berbagai acara di berbagai kota, salah satunya di Denpasar ini. Bahkan, kata dia, kostum buatan komunitas ini sempat dipesan dari beberapa pihak di luar negeri.
"Untuk pembelian kostum sudah ada penawaran dari luar negeri. Tapi kita terkendala ongkos kirim. Ongkos kirim dan harga produk lebih tinggi ongkos kirimnya," tutur Kusni.
Â