Semangat Pagi dari Sarang Badak Bercula Satu

Banyak lokasi menarik di Taman Nasional Ujung Kulon yang sayang jika dilewatkan pengunjung sarang badak bercula satu.

oleh Yandhi Deslatama diperbarui 15 Okt 2017, 06:00 WIB
Diterbitkan 15 Okt 2017, 06:00 WIB
Taman Nasional Ujung Kulon
Taman Nasional Ujung Kulon. (Liputan6.com/ Yandhi Deslatama)

Liputan6.com, Pandeglang - Berjarak 350 kilometer dari Jakarta, dengan jarak tempuh empat sampai lima jam dari Kota Serang, Ibu Kota Provinsi Banten, terdapat lokasi hidup badak bercula satu, yakni Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), yang berada di Kabupaten Pandeglang.

Tidak hanya dihuni hewan langka badak bercula satu, lokasi ini memiliki kekayaan alam yang menggoda. Banyak orang memanfaatkannya. Namun, aktivitas itu tak jarang berakhir menjadi perusakan, seperti mencuri hasil alam yang ada di lautan hingga ke dalam hutan di daratan secara besar-besaran.

Guna mengantisipasi ancaman terhadap habitat alami badak yang kini tersisa 72 ekor itu, Balai Taman Nasional Ujung Kulon menggaet 19 desa di sekitar lokasi hidupnya badak untuk diberdayakan kehidupan ekonominya.

Seperti memfasilitasi pemindahan pemukiman liar, mengembangkan UMKM, pendidikan konservasi, hingga konservasi melalui wanatani atau agrogorestry, yakni pengelolaan sumber daya yang memadukan kegiatan pengelolaan hutan atau pohon kayu-kayuan dengan penanaman komoditas atau tanaman jangka pendek.

Ada juga pengelolaan ekowisata yang dilakukan oleh masyarakat sekitar. Hal ini mengingat ada 15 ribu wisatawan domestik dan mancanegara yang mendatangi lokasi konservasi badak bercula satu itu, baik untuk berwisata alam ataupun belajar tentang ekologi.

"Kondisi sosial ekonomi masyarakat daerah penyangga akan sangat berpengaruh terhadap pengelolaan Taman Nasional," kata Mamat Rahmat, Kepala Balai Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), Kamis, 11 Oktober 2017.

Taman Nasional Ujung Kulon. (Liputan6.com/ Yandhi Deslatama)

Banyaknya pengunjung TNUK ini karena lokasi wisata tersebut tidak hanya menyajikan pemandangan alam liar dengan fauna langka khas Indonesia, tetapi ada sejumlah lokasi indah dan menarik di kawasan ini.

Karang Copong, misalnya. Di lokasi ini, pengunjung bisa menikmati sunset. Jika ingin ke lokasi ini, penagunjung bisa mencapainya melalui jalur laut yang dilanjutkan dengan jalur darat. Pengunjung harus menembus lebatnya hutan ditemani kawanan hewan liar.

Tidak hanya itu, ada Pohon Kiara yang bisa 'dipeluk' oleh 50 rentang lengan orang dewasa. Pohon ini menjadi saksi keganasan letusan Gunung Krakatau.

Kemudian, Tanjung Layar yang merupakan titik nol kilometer Pulau Jawa. Terdiri dari gugusan karang dengan pemandangan Samudera Hindia dan Selat Sunda, tepat pertemuan arus di antara keduanya.

Taman Nasional Ujung Kulon. (Liputan6.com/ Yandhi Deslatama)

Di lokasi ini pun terdapat reruntuhan bangunan peninggalan zaman Belanda. Lokasi ini tepat berada di 'ujung cula badak' Pulau Jawa.

Untuk ke lokasi ini, kita bisa menggunakan perahu nelayan menyeberangi laut atau berjalan kaki menyusuri hutan Ujung Kulon melalui wilayah Ciramea dan Cibom yang bisa dijadikan lokasi berkemah.

Ada juga Pulau Badul yang merupakan lokasi menyelam dengan patung badak di dasar lautnya. Lokasi itu bisa diakses melalui penginapan Sarang Badak, Kecamatan Sumur dengan perjalanan air selama satu jam lamanya.

Bagi penggemar olahraga air seperti berkano, bisa mengunjungi Sungai Cigenter di Pulau Handeleum. Jika beruntung, wisatawan bisa melihat langsung badak yang sedang minum atau mandi di pinggirnya.

 

Simak video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya