Susul Suami ke Kebun Semangka, Istri Turut Jadi Korban Banjir

Upaya pencarian terhadap pasutri yang terseret banjir di Kabupaten Kupang, NTT, itu membutuhkan waktu selama tiga hari.

oleh Aldiansyah Mochammad FachrurrozyOla Keda diperbarui 21 Jan 2018, 14:10 WIB
Diterbitkan 21 Jan 2018, 14:10 WIB
Korban banjir
Pasutri warga Desa Oelnasi, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, NTT, tewas terseret banjir. (Liputan6.com/Ola Keda)

Liputan6.com, Kupang - Sepasang suami istri (pasutri) atas nama Eljana Bangkole dan Fonny Nonci Olla, warga Dusun 5, RT 19/RW 08 Desa Oelnasi Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, (NTT) tewas terseret banjir.

Dua regu SAR yang diterjunkan ke lokasi kejadian, dibantu keluarga korban dan warga langsung menyusuri lokasi kejadian sejak Rabu, 17 Januari 2018. Namun, kedua korban banjir itu baru berhasil ditemukan pada Jumat, 19 Januari 2018, di dua lokasi berbeda.

"Elkana Bangkole ditemukan mengapung di sekitar Bendungan Tarus, sementara Fonny Nonci Olla ditemukan di Pantai Manikin," ucap Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Klas A Kupang, Abram Benyamin, kepada Liputan6.com, Minggu (21/1/2018).

Salah satu kerabat korban, Alexander Tse, mengatakan Elkana Bangkole yang berprofesi sebagai petani pada Rabu, 17 Januari 2018, menuju kebun miliknya untuk memetik semangka. Sekitar pukul 15.00 Wita, sang istri, Fonny Nonci Olla, menyusul ke kebun.

Namun, hingga malam hari, keduanya belum juga kembali ke rumahnya. Anak korban sempat berinisiatif menyusul keduanya ke kebun, tetapi diadang banjir. "Karena banjir, anak-anak korban berdiri di pinggir kali dan memanggil kedua korban, tetapi tidak ada respons," tutur Alexander.

Keesokan hari, salah satu anak korban pergi ke kebun untuk mencari kedua orangtuanya yang sejak pagi belum kembali. Saat itu, kondisi banjir sudah surut. Saat melintasi Bendungan Manikin, anak korban menemukan barang-barang bawaan milik korban.

"Anak korban kemudian kembali dan memberitahukan kejadian ini ke keluarga dan langsung menghubungi tim SAR," imbuh Alexander.

Sejak awal pencarian Rabu hingga Kamis, 18 Januari 2018, kedua korban banjir itu belum juga ditemukan. Keduanya baru ditemukan pada Jumat, 19 Januari 2018.

 

708 Rumah di Kabupaten Gorontalo Terendam

Banjir di Gorontalo
Ratusan rumah di Kecamatan Tibawa, Kabupaten Gorontalo, terendam banjir. (Liputan6.com/Aldiansyah Mochammad Fachrurrozy)

Banjir juga terjadi di Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo. Sebanyak 708 rumah warga di Kecamatan Tibawa, Kabupaten Gorontalo, pada Sabtu malam, 20 Januari 2018, terendam banjir.

Merujuk data sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gorontalo, desa yang terkena musibah banjir, yaitu 458 rumah di Desa Datahu dan 250 rumah di Desa Isimu Raya.

Banjir terjadi setelah wilayah itu diguyur hujan deras sejak Sabtu sore lalu, yang membuat debit air dua sungai di wilayah itu meluap dan mengenangi rumah warga. Bahkan, banjir meluap hingga ke badan jalan Trans Sulawesi, sehingga membuat arus kendaraan terganggu.

Banjir yang datang secara tiba tiba itu, membuat para warga panik dan bersusah payah berupaya menyelamatkan barang-barang milik mereka ke tempat yang lebih aman.

"Ini banjir paling parah, airnya setinggi satu setengah meter, rencana malam ini tidur di pinggir jalan," sebut salah satu warga korban banjir, Once Suleman.

 

Tim Gabungan Evakuasi Warga

Banjir di Gorontalo
Mobil evakuasi milik Basarnas dan BPBD dikerahkan membantu evakuasi korban banjir di Kabupaten Gorontalo. (Liputan6.com/Aldiansyah Mochammad Fachrurrozy)

Sementara itu, para petugas dari lintas sektor seperti BPBD Kabupaten Gorontalo, Basarnas, Dinas Sosial, TNI, dan Polri, telah dikerahkan untuk membantu mengevakuasi para korban banjir ke tempat yang lebih aman.

Mobil-mobil evakuasi tampak hilir mudik di tengah genangan air untuk membantu mengevakuasi para warga. "Khusus untuk evakuasi, peralatan dari lintas sektor sudah kami siapkan, termasuk perahu karet dari Basarnas," ujar Kepala BPBD Kabupaten Gorontalo, Husni Deka.

Menurut Deka, para korban banjir yang dievakuasi untuk sementara masih dititipkan di Masjid Jami, Kecamatan Tibawa. Ia juga mengungkapkan jika banjir terus berkelanjutan, maka BPBD kabupaten Gorontalo akan membuat posko untuk penanganan darurat bencana.

"Kami masih berkoordinasi dengan BPBD provinsi dan BPNB untuk melaporkan kejadiaan banjir ini," dia menambahkan.

Sejauh ini, belum ada laporan korban jiwa dari peristiwa banjir yang terjadi. Sementara, tim lintas sektor yang membantu penanganan banjir telah mendistribusikan bantuan makanan untuk para korban banjir wilayah tersebut.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya