Liputan6.com, Manado - Staf Operasional Stasiun Geofisika Winangun, Kota Manado, Sulawesi Utara, Sandy Nur Eko, mengatakan Gerhana Bulan Total yang akan terjadi hari ini dapat menyebabkan pasang surut air laut.
"Jarak Bumi dan Bulan akan berada pada titik terdekat dari biasanya akibat lintasan Bulan yang berbentuk elips. Karena jarak yang dekat ini, maka gravitasi Bulan dan Bumi menjadi kuat. Dampaknya terjadi pasang-surut air laut yang meningkat sedikit," kata Sandy di Manado, Rabu (31/1/2018), dilansir Antara.
Gerhana bulan itu terjadi karena posisi Matahari, Bumi, dan Bulan sejajar. Saat itu, bayangan Bumi bisa menutupi Bulan sebagian atau total.
Advertisement
Baca Juga
Pada saat bayangan Bumi menutupi piringan Bulan, saat itulah disebut Gerhana Bulan. "Di Sulawesi Utara dapat melihat langsung proses terjadinya Gerhana Bulan Total ini," ujarnya.
Gerhana dimulai pada pukul 18.49,7 Wita, sementara gerhana sebagian pada pukul 19.48,1 Wita.
Selanjutnya, gerhana total pukul 20.51,4 Wita dan puncak gerhana diperkirakan terjadi pada pukul 21.29,8 Wita. Sedangkan, gerhana total berakhir pukul 22.08,2 Wita.
Dia menambahkan, gerhana sebagian berakhir pada pukul 23.11,5 Wita dan gerhana berakhir pukul 00.09,9 Wita. "Durasi fase gerhana total berlangsung selama 1 jam, 16 menit dan delapan detik," ujarnya.
Sandy menambahkan, gerhana bulan penuh seperti ini terakhir terjadi pada 1866 atau 152 tahun lalu.
Â
Â
Â
Â
48 Pompa Air
Sedangkan di Semarang, sebanyak 48 pompa air disiapkan Pemerintah Kota Semarang untuk mengantisipasi fenomena Super Blue Blood Moon yang diperkirakan terjadi pada 31 Januari 2018.
"Total ada 48 pompa untuk penyedot air yang kami siagakan di daerah-daerah yang berpotensi terjadi rob di Semarang berkapasitas 600 liter/detik," kata Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi di Semarang, Selasa, 30 Januari 2018, dilansir Antara.
Hal itu diungkapkan politikus PDI Perjuangan itu usai rapat koordinasi penanganan rob yang dihadiri jajaran camat, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman, dan BBWS Pemali Juana.
Fenomena "Supermoon" diprediksi oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terjadi bertepatan dengan gerhana bulan pada 31 Januari mendatang yang akan terulang lebih dari 36 tahun untuk wilayah Indonesia.
Seiring dengan fenomena Supermoon, BMKG juga mengimbau masyarakat untuk mewaspadai dengan tingginya pasang air laut maksimum mencapai 1,5 meter karena adanya gravitasi Bulan dengan Matahari.
Ia menyebutkan puluhan pompa air tersebut disiagakan, antara lain tiga unit di Muktiharjo Lor, dua unit di Muktiharjo Kidul, tiga unit di Terboyo Wetan, dan 10 unit di sepanjang Sungai Sringin Semarang.
Advertisement
Rawan Rob
Hendi, sapaan akrab Hendrar Prihadi, meminta jajarannya untuk bersiaga menghadapi potensi rob di Kota Semarang saat terjadi "Supermoon', khususnya di kawasan timur Semarang yang masih kerap terkena rob.
Namun, ia mengingatkan masyarakat untuk tetap tenang dalam menghadapi kemungkinan rob, seraya tetap waspada karena Pemkot Semarang sudah berupaya maksimal untuk mengantisipasi potensi rob yang terjadi.
"Memang kita semua perlu waspada, terutama saat terjadi kondisi cuaca yang buruk di laut yang menyebabkan gelombang tinggi, namun harus tetap tenang," kata orang nomor satu di Kota Semarang itu.
Hendi memastikan secara umum Kota Semarang dalam status aman. Apabila memang terjadi rob, akan dimaksimalkan skema penanganan agar air bisa segera mengalir ke sejumlah sungai di wilayah yang terdampak.
"Saya pastikan secara umum Kota Semarang tetap aman. Apabila memang terjadi rob, kami maksimalkan skema penanganan bagaimana agar air (rob) bisa segera mengalir ke sejumlah sungai terdekat," katanya.
Saksikan video pilihan berikut ini: