Ritual Cuci Rupang Jelang Imlek di Surabaya

Ada 1.250 rupang atau patung yang dibersihkan sebagai persiapan perayaan Imlek di Vihara Buddhayana Indonesia.

diperbarui 06 Feb 2018, 13:01 WIB
Diterbitkan 06 Feb 2018, 13:01 WIB
Tradisi Cuci Patung di Surabaya
Sejumlah pengurus vihara membersihkan rupang Buddha Gautama di altar Vihara Buddhayana Indonesia, menjelang tahun baru Imlek 2569, Senin (5/2). Beberapa relawan mencuci patung dengan menggunakan air sabun dan air kembang. (ANDY SATRIA/RADAR SURABAYA)

Surabaya - Sejumlah umat Buddha di Surabaya melakukan persiapan untuk merayakan tahun baru Imlek 2569. Salah satunya, membersihkan rumah ibadah Vihara Buddhayana Indonesia di Jalan Putat Gede, Surabaya.

Kegiatan yang dilakukan di vihara tersebut adalah mencuci 1.250 rupang (patung). Sebanyak 999 di antara patung itu berukuran kecil, kira-kira setinggi 20 sentimeter. Sisanya berbagai ukuran, yang paling besar berukuran sekitar dua meter.

"Kegiatan ini kami lakukan untuk menyambut perayaan Tahun Baru Imlek 2.569 yang akan jatuh pada 16 Februari mendatang," jelas Romo Sakya Putra Soeyono, Senin (5/2), kepada Radar Surabaya (Jawa Pos Group).

Rupang ukuran kecil itu memiliki filosofi sendiri, yaitu mewakili wujud 1.000 dewa sebagai penghormatan terhadap kemahatahuan Buddha Sakyamuni. Bisa menjelma banyak rupa, yang diwakili 999 rupang, bisa menjadi satu yang diwakili rupang berukuran besar.

 

Baca berita menarik lainnya dari JawaPos.com di sini.

 

Pesan Moral

ilustrasi patung Buddha
ilustrasi patung Buddha

Dalam kesempatan tersebut, Romo Soeyono menjelaskan ramalan Buddha Gautama tentang hal-hal yang telah diabaikan umat manusia.

"Kebanyakan orang mulai mengabaikan ajaran agama, karena beberapa diramalkan Buddha Gautama. Kesombongan, kelahiran, keserakahan, tak mau menggalakkan ajaran moral," ujar Romo berkacamata tersebut.

Pencucian rupang-rupang tersebut melewati berbagai langkah. Pertama-tama dengan menggunakan air sabun sebanyak dua kali, air biasa, dan air dengan bunga dua kali, terakhir menggunakan minyak wangi.

Setelah melalui beberapa tahapan tersebut , rupang-rupang yang sudah dicuci dan dikeringkan diletakkan kembali di sisi rupang Buddha Ghautama.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya