Semakin Tua, Semarang Tetap Butuh Warga yang Kritis

Semarang berusia lebih empat setengah abad, ada cerita sukses tapi tetap butuh warga yang kritis pada kebijakan pemerintahnya.

oleh Edhie Prayitno IgeFelek Wahyu diperbarui 26 Mar 2018, 05:06 WIB
Diterbitkan 26 Mar 2018, 05:06 WIB
hut
Warga jalan sehat dan senam kesegaran jasmani dalam rangkaian peringatan HUT Semarang ke 471. (foto: Liputan6.com / Felek Wahyu)

Liputan6.com, Semarang - Kota Semarang semakin menua. Tahun 2018 ini sudah memasuki usia 471 tahun. Empat setengah abad lebih. Dan, kini warga Semarang ternyata semakin bangga dengan capaian prestasi dan pembangunannya.

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi saat membuka rangkaian peringatan Hari Jadi ke-471 Kota Semarang menyebutkan sikap warga ini membuatnya optimis dengan capaian ke depan. Rangkaian peringatan hari jadi diawali dengan Senam Kesegaran Jasmani (SKJ) dan jalan sehat.

"Yang menggembirakan, kegiatan ini ternyata didukung semua lapisan masyarakat. Mulai ASN, karyawan swasta, anak sekolah, bahkan ibu rumah tangga juga banyak yang ikut," kata Hendi kepda Liputan6.com, Minggu (25/3/2018).

Setiap peringatan hari jadi di berbagai kota, selalu dirayakan dengan berbagai kegiatan. Rata-rata bersifat hiburan. Hendi menyebut berbeda untuk Semarang.

"Nomer satu adalah introspeksi dulu. Bagi pelayan masyarakat, sudahkah menjalankan fungsi sebagai pelayan karena kan digaji dari uang rakyat. Kemudian secara kelembagaan, sudahkah hadir di tengah masalah masyarakat mewakili negara?" kata Hendi.

Introspeksi dan perenungan itu harus selalu ditempatkan sebagai pondasi perayaan hari jadi. Sebagai warga, juga harus introspeksi, sudahkah tertib menjaga kotanya? Bangga terhadap kotanya?

"Hiburan ada tapi tak dominan. Kalau soal kota, Sekilas saya lihat sangat baik. Kepedulian warga menjaga kota, profesionalitas pelayan masyarakat juga makin hebat. Optimis kalau Kota Semarang akan makin baik secara fisik maupun non fisik," kata Hendi.

Rangkaian kegiatan memang tak hanya hiburan. Ada fasilitasi bagi UMKM dan masyarakat melalui program Semrang Great Sale (Semar Gress), ada fasilitasi kreatifitas melalui Semarang Night Carnival (SNC), ada pasar murah dan beberapa kegiatan lain.

 

Butuh Warga Kritis

hut
Senam Kesegaran Jasmani sebagai penanda HUT pembukaan rangkaian acara HUT Semarang ke 471. (foto : Liputan6.com/felek wahyu)

Dalam sambutan rangkaian pembukaan itu, Hendi menyebutkan bahwa pembangunan manusianya juga sangat penting. Capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Semarang makin meningkat. Semarang juga termasuk salah satu dari lima kota besar yang nyaman untuk ditinggali dan warganya berbahagia.

"IPM Kota Semarang tertinggi di Jawa Tengah. Lebih tinggi dari beberapa kota besar seperti Bandung dan Surabaya. Dulu di Jateng saja selalu kalah dari Salatiga dan Solo," kata Hendi.

Prestasi itu diharapkan akan menjadi motivasi para penyelenggara negara dan membangkitkan rasa percaya diri mereka. Pemerintahnya sudah berada di jalur yang benar.

"Tapi kekritisan warga juga harus dijaga. Kita ingin saling mengkoreksi, saling mengingatkan," kata Hendi.

Laju pembangunan kota Semarang menurut Hendi karena memang ada dukungan dari semua. Pengusaha, warga, akademisi juga media massa, tokoh agama, tokoh masyarakat.

Sementara itu, Janatun salah satu warga di Semarang timur mengaku saat ini Semarang memang sudah jauh lebih baik. Bukan hanya infrastruktur, namun juga pelayanan kepada warga sudah berubah.

"Saya dapat e-ktp nggak antre. Malah ada petugas kelurahan yang ngantar. Nggak tahu kenapa karena yang lain dititipkan RT kok," kata Janatun.

Ia mengaku bangga dengan Semarang saat ini. Namun ia juga merasa prihatin karena Semarang sekarang menjadi lebih macet.

"Yang bikin nggak kuat itu macetnya. Sekarang meskipun nggak parah kayak Jakarta tapi jalanan semakin padat," kata Janatun.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya