Waspada, Ada 'Bus Copet' di Jember

Sopir, kondektur, dan kernet bus ini merupakan komplotan pencopet.

diperbarui 29 Mar 2018, 10:32 WIB
Diterbitkan 29 Mar 2018, 10:32 WIB
Bus Copet di Jember
Kapolres Jember AKBP Kusworo Wibowo sedang memamerkan tiga tersangka awak bus PO Restu yang berhasil ditangkap tim buru sergap. Mereka adalah komplotan copet yang selama ini cukup meresahkan penumpang bus. (Radar Jember/Nanang)

Jember - Sebuah bus terparkir di Polres Jember. Ternyata bus itu tak sedang tersangkut perkara kecelakaan atau pelanggaran lalu lintas. Namun, bus itu tersangkut kasus pencurian karena semua kru bus ternyata komplotan copet.

Kasus pencopetan dalam bus bumel (istilah bus antarkota ekonomi di Jawa) memang kerap terjadi. Khususnya, bagi penumpang bus jurusan Surabaya–Jember.

Informasi yang diperoleh JawaPos.com, paling sering, aksi pencopetan dilakukan di wilayah Probolinggo, Lumajang, dan Jember. Salah satu armada bus yang sering disebut-sebut banyak copetnya adalah bus Restu.

Sudah banyak korban pencopetan di dalam bus tersebut. Namun, hingga sejauh ini belum banyak pengungkapan kasus tersebut. Namun, kemarin Polres Jember berhasil mengungkapnya.

Kapolres Jember AKBP Kusworo Wibowo menjelaskan, pihaknya telah mengamankan kru bus Restu jurusan Surabaya-Jember tersebut yang ternyata komplotan copet. Tim buru sergap berhasil menangkap tiga pencopet itu setelah mendapat laporan dari warga.

 

Baca berita menarik lainnya dari JawaPos.com di sini.

 

Modus Pencopetan

Hati-hati Traveling ke-10 Kota Ini, Banyak Copet!
(Ilustrasi) pencopetan

Mereka adalah M Hafid Sunny (20), kondektur asal Kelurahan Sidotopo Wetan Kenjeran, Surabaya. Kemudian kernet M Zaenal Abidin (20), asal Dusun Paitonan Gambirono Bangsalsari. Seorang lagi, Heru Susanto (35), sopir asal Dusun Dukuh Sia Rambigundam Rambipuji, Jember. 

Modusnya, kondektur menghalang-halangi penumpang yang hendak turun dan keluar dari bus. Sedangkan, sang kawan dari belakang sudah beroperasi mengambil handphone atau dompet, lalu dioper ke sopir.

Hal yang mengejutkan, seorang dari komplotan itu membawa senjata api. "Dia sopir bus. Dia membawa senjata api rakitan," kata Kusworo.

Sopir mengaku, senjata api itu didapat dari temannya di Kalimantan. Dia mengaku, senjata api itu hanya dipakai untuk berjaga-jaga.

Selain senjata api rakitan, dari tangan tersangka polisi mengamankan barang bukti berupa 1 butir amunisi dan satu unit handphone hasil mencopet. "Selanjutnya, kami akan memanggil pengurus PO Restu untuk penyelidikan lebih lanjut," kata Kapolres.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya