Nomor Ponsel di Surat Lusuh Ungkap Misteri TKI Turniati yang Hilang 17 Tahun

Dalam surat yang diterimanya 17 tahun lampau, Turniati, sang TKI hilang, mengabarkan bahwa ia mendapat kekerasan majikan dan ingin pulang

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 08 Mei 2018, 12:00 WIB
Diterbitkan 08 Mei 2018, 12:00 WIB
Surat-surat yang dikirimkan TKI Turniati 17 tahun lalu diharapkan bisa mengungkap keberadaannya sekarang. (Foto: Liputan6.com/Pemdes Petarangan/Muhamad Ridlo)
Surat-surat yang dikirimkan TKI Turniati 17 tahun lalu diharapkan bisa mengungkap keberadaannya sekarang. (Foto: Liputan6.com/Pemdes Petarangan/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Banyumas - Jariyah (40) membuka-buka dokumen lawas, terutama surat-surat dari adik semata wayangnya, Turniati, TKI hilang asal Petarangan, Kemranjen, Banyumas.

Hati Jariyah remuk redam. Air matanya meleleh mengingat nasib Turniati yang tak semujur tetangganya di Petarangan, Parinah, yang berhasil dipulangkan.

Dikuatkan hatinya. Barangkali ada petunjuk keberadaan adik perempuannya itu. Kisah TKI Parinah meniupkan harapan adiknya bisa kembali berkumpul dengan keluarga.

Surat yang sudah lusuh itu ia buka satu per satu. Semuanya telah ia baca. Dalam surat yang diterimanya 17 tahun lampau, Turniati, sang TKI hilang, mengabarkan bahwa ia mendapat kekerasan majikan dan ingin pulang.

Mendadak mata Jariyah terantuk pada rangkaian angka-angka nomor ponsel yang tertera jelas di salah satu surat. Di dalam surat itu, tertera pula alamat lengkap.

Ia pun menghubungi keponakannya, Muslimah. Muslimah adalah mantan TKI Hongkong yang ia anggap lebih berpengalaman dibanding dirinya. Ia menyerahkan nomor ponsel itu.

Jariyah berharap agar adik satu-satunya itu, sang TKI hilang, Turniati, bisa dihubungi.

Saksikan video edukatif soal hak buruh migran:

Telepon dari Kuwait

Orang tua TKI Turniati, Mintarja dan Misem menunggu kepulangan anaknya setelah 18 tahun berpisah dan 17 tahun putus kontak. (Foto: Liputan6.com/Muslimah/Muhamad Ridlo)
Orang tua TKI Turniati, Mintarja dan Misem menunggu kepulangan anaknya setelah 18 tahun berpisah dan 17 tahun putus kontak. (Foto: Liputan6.com/Muslimah/Muhamad Ridlo)

Muslimah, tak yakin nomor ponsel yang diberikan bibinya masih aktif. Musababnya, nomor itu dikirimkan 17 tahun lampau, ketika ponsel di Indonesia belum begitu menjamur seperti saat ini.

Pun, ia tetap mengetik rangkaian nomor-nomor itu. Muslimah kaget. Ternyata nomor itu masih aktif.

Lantaran tak siap, ia mematikan saluran telepon yang sudah tersambung. Tetapi, saat itu, sang pemilik nomor yang diyakini adalah majikan Turniati, Murtadha Kayed Ali Shehab belum mengangkatnya.

Tak berapa lama, mendadak ponsel Muslimah berdering. Nomor yang baru ditelponnya ternyata menelpon balik.

Ragu-ragu, ia mengangkat telepon itu. Benar saja, ia adalah majikan Turniati, yang beralamat di Kuwait Jabariyah.

Beruntung, Muslimah pernah bekerja empat tahun lebih sehingga sedikit menguasai bahasa Inggris. Mereka pun berbincang. Ia pun meminta agar ia diperbolehkan bicara dengan bibinya.

Tanpa dinyana, si majikan memperbolehkan. Namun, saat itu Turniati tak banyak bicara. Turniati hanya bilang rindu dan ingin pulang.

"Majikan bilang jangan khawatir Turniati baik-baik saja. Begitu. Tidak melarang (telepon) tapi dikasih waktu sedikit banget kurang lebih 10 menit," Muslimah menuturukan.

Berbekal nomor telepon dan alamat Turniati, keluarga pun melapor ke Pemerintah Desa Petarangan yang lantas mendampingi ke Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Banyumas. Mereka melaporkan keberadaan Turniati di Kuwait.

Harapan Ditemukannya TKI Turniati

TKI Turniati hilang kontak selama 17 tahun dengan keluarganya di Petarangan, Banyumas. (Foto: Liputan6.com/Pemdes Petarangan/Muhamad Ridlo)
TKI Turniati hilang kontak selama 17 tahun dengan keluarganya di Petarangan, Banyumas. (Foto: Liputan6.com/Pemdes Petarangan/Muhamad Ridlo)

Kepala Bidang Pengembangan dan Perluasan Kesempatan Kerja Penempatan Kerja dan Transmigrasi Disnakertrans Banyumas, Agus Widodo optimis TKI Turniati yang hilang selama 17 tahun bisa ditemukan dan segera dipulangkan ke Indonesia.

Sebabnya, Disnakertrans telah menerima alamat lengkap dan nomor telepon yang diyakini milik majikan Turniati. Nomor telepon tersebut juga masih aktif dan benar milik majikan Turniati, Murtadha Kayed Ali Shehab.

Agus pun berharap agar Kementerian Luar Negeri (Kemlu) segera menindaklanjuti surat yang dikirimkan oleh Disnakertrans Banyumas dan ditembuskan ke BNP2TKI dan BP3TKI Jawa Tengah, perihal hilangnya TKI Turniati.

"Ini mudah-mudahan sih, dengan alamat yang sudah diberikan ke kita, nanti akan mempermudah Kemlu dan jajarannya untuk bisa melacak keberadaan Turniati. Dan mudah-mudahan data-data yang diberikan ke kita betul,"ucap Agus

Optimisme itu bertambah lantaran di Jabariyah, Kuwait, ada seorang warga Kemranjen yang sudah berkeluarga dengan warga setempat dan bermukim di sana. Warga Kemranjen itu selalu mengikuti perkembangan kasus ini dan itu siap membantu.

Ia pun berjanji untuk memantau perkembangan pencarian TKI Turniati. Hanya saja, ia menyayangkan laporan yang terlambat.

"Tapi Alhamdulillah, meski terlambat ada laporan yang bisa kita tindaklanjuti. Dan kita akan pantau dan kawal terus," Agus menegaskan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya