Agustus - September Puncak Musim Kemarau, Waspada Kekeringan di Pulau Jawa

Dinas sosial setempat telah mendistribusikan bantuan berupa air bersih untuk sejumlah wilayah yang terdampak kekeringan.

diperbarui 26 Jul 2018, 20:01 WIB
Diterbitkan 26 Jul 2018, 20:01 WIB
Ilustrasi Kekeringan
Ilustrasi Kekeringan

Semarang - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperkirakan puncak musim kemarau terjadi pada Agustus dan September 2018. Pada masa ini diprediksi terjadi kekeringan di sejumlah tempat.

Untuk mengantisipasi bencana kekeringan tersebut, Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan pihaknya masih menunggu rekapitulasi data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) terkait kabupaten/kota yang terdampak kekeringan.

Sejauh ini, kata Sutopo, berdasarkan laporan yang diterimanya daerah paling rawan kekeringan adalah di Jawa, Bali, dan Kepulauan Nusa Tenggara.

"Hampir sebagian besar daerah di Jawa terdampak kekeringan. Puncak kemarau Agustus, September. Jutaan orang terdampak," kata Sutopo dalam keterangannya, Kamis (26/7/2018).

Masyarakat, kata Sutopo, sudah mempunyai mekanisme dan cara tersendiri dalam menghadapi bencana kekeringan.

Sementara itu, dinas sosial setempat telah mendistribusikan bantuan berupa air bersih untuk sejumlah wilayah yang terdampak. Salah satunya di Provinsi DI Yogyakarta yang meliputi Kabupaten Kulonprogo, Kabupaten Gunung Kidul, dan Kabupaten Bantul.

Informasi yang diterima KRJogja.com, jumlah total bantuan distribusi air ke empat kabupaten tersebut per 19 Juli 2018 sebesar 1.000 tangki, dengan kapasitas 5 ribu liter per tangki.

"Karena ini berulang setiap tahun. Pemerintah membantu dengan mengirim, droping, air bersih," ujarnya.

 

Baca berita menarik lainnya dari KRJogja.com di sini.

 

Simak video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya