Awan Bunga Kol Muncul di Langit, Angin Pancaroba Hantam Banyumas

Di musim peralihan atau pancaroba ini potensi munculnya puting beliung di Banyumas juga tinggi.

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 22 Sep 2018, 14:00 WIB
Diterbitkan 22 Sep 2018, 14:00 WIB
Sejumlah rumah roboh akibat terjangan angin kencang disertai hujan lebat musim pancaroba di Banyumas, Jumat (21/9/2018). (Liputan6.com/Tagana Banyumas/Muhamad Ridlo)
Sejumlah rumah roboh akibat terjangan angin kencang disertai hujan lebat musim pancaroba di Banyumas, Jumat (21/9/2018). (Liputan6.com/Tagana Banyumas/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Banyumas - Angin kencang disertai hujan lebat di musim pancaroba menerpa Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Jumat sore, 21 September 2018. Sedikitnya enam rumah dan satu sekolah di dua desa roboh dan rusak.

Angin kencang yang terjadi sekitar pukul 15.30 WIB itu juga menyebabkan pohon tumbang. Aliran listrik di beberapa wilayah sempat putus.

Komandan Taruna Tanggap Bencana (Tagana) Kabupaten Banyumas, Heriana Adi Chandra mengatakan data sementara hingga Jumat malam, di desa Banjarsari Wetan, angin kencang menyebabkan dua rumah roboh dan satu gedung sekolah rusak.

Rumah keluarga Radem (75) di RT 01/5 hancur total lantaran tertimpa pohon albasia. Adapun rumah Watim (50) roboh lantaran empasan angin musim pancaroba.

Lantaran rumah tak bisa dihuni, dua keluarga ini sementara waktu terpaksa mengungsi sembari menunggu perbaikan. "Belum ditangani karena sudah malam," ucap Heriana.

Di waktu yang sama, terjangan angin kencang juga terjadi di Desa Gandatapa, Kecamatan Sumbang, Banyumas. Paling parah terjadi di dua RW, yakni RW 3 dan 5.

Di dua RW ini, sedikitnya empat rumah rusak. Bahkan, satu rumah milik keluarga Nani di RT 01/3 roboh akibat kuatnya empasan angin.

Sedangkan tiga rumah lainnya mengalami rusak ringan. Rumah-rumah itu milik Risno RT 03/5 bagian atap rusak, Solihin RT 01/3 atap rusak dan Ribut, RT 02/3, emper rumah tertimpa pohon.

Di luar itu, masih ada sejumlah rumah lainnya yang rusak ringan. Rata-rata atapnya beterbangan tertiup angin kencang di musim pancaroba ini.

"Namun dapat diperbaiki oleh pemilik rumah sendiri, sehingga tidak kami data," dia menerangkan.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Hati-Hati Awan Bunga Kol

Ilustrasi – hujan lebat disertai angin kencang rawan terjadi pada musim pancaroba. (Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Ilustrasi – hujan lebat disertai angin kencang rawan terjadi pada musim pancaroba. (Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Lantaran terjangan angin kencang terjadi sore hari, penanganan tak bisa dilakukan maksimal. Petugas dan relawan untuk sementara baru mendata dan membersihkan dan menyingkirkan pohon tumbang yang menimpa kabel jaringan listrik dan rumah penduduk.

Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pos Pengamatan Cilacap, Rendy Krisnawan mengungkapkan, saat ini wilayah Jawa Tengah bagian selatan, terutama Banyumas dan Cilacap sudah memasuki musim pancaroba.

Di beberapa wilayah, hujan telah turun dengan intensitas ringan hingga sedang dan bersifat lokal. Sebab, September hingga Oktober nanti, Jawa Tengah bagian selatan tengah memasuki musim transisi dari kemarau ke musim penghujan.

Salah satu yang perlu diwaspadai pada musim pancaroba adalah cuaca ekstrem yang bisa memicu hujan deras disertai angin kencang. Di musim peralihan ini potensi munculnya puting beliung juga tinggi.

"Biasanya hujan disertai angin kencang dan petir terjadi sore hingga malam hari," ucap Rendy.

Dia mengungkapkan, puting beliung biasanya diawali cuaca cerah atau cerah berawan dari pagi hingga siang hari. Mendadak menjelang sore, cuaca berubah secara ekstrem.

Saat itu akan muncul gumpalan-gumpalan awan berwarna kehitaman. Beberapa saat kemudian, gumpalan awan ini akan terkonsetrasi dan membentuk gumpalan besar. Awan ini disebut sebagai awan cumulonimbus. Bentuknya menyerupai bunga kol.

"Munculnya awan cumulonimbus adalah pertanda sebelum munculnya puting beliung," Rendy menjelaskan.

Dia memperkirakan, pancaroba akan berlangsung hingga akhir Oktober atau awal Novomber. Sebab itu, ia meminta agar masyarakat meningkatkan kewaspadaan untuk mengantisipasi cuaca ekstrem ini.

Salah satu yang bisa dilakukan adalah dengan memangkas dahan pohon yang terlalu rimbun di dekat permukiman. Dengan demikian, saat terjadi terjangan angin kencang, pohon cukup kokoh dan tak membahayakan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya