Wisata Sambil Santap Pagi di Bendungan Waru Turi Kediri

Di lokasi wisata ini, pengunjung tidak hanya disuguhi panorama sebuah bendungan, melainkan juga menyajikan kuliner khas.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 03 Okt 2018, 06:03 WIB
Diterbitkan 03 Okt 2018, 06:03 WIB
Bendungan Waru Turi Kediri
Bendungan Waru Turi Kediri (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Kediri - Bendungan Gerak Waru Turi di Kecamatan Gampeng Rejo, Kabupaten Kediri, kini jadi salah satu tujuan wisata alternatif warga sekitar. Di lokasi wisata ini, pengunjung tidak hanya disuguhi panorama sebuah bendungan, melainkan juga menyajikan kuliner khas.

Kuliner khas disana berupa ikan kali (sungai). Ikan sungai ini langsung didapat dari hasil tangkapan para pemancing ikan atau para nelayan di sungai Brantas di area lokasi wisata Bendungan Waru Turi, Kecamatan Gampeng, Kabupaten Kediri.

Ikan - ikan ini kemudian dijual kepada pedagang yang memiliki warung berjajar di sepanjang bantaran sungai Brantas. Ikan ini lalu diolah, dimasak sedemikian rupa, dengan menggunakan bumbu sambal lalu dihidangkan ke pengunjung. Harganya bervariatif. Satu porsinya, ikan sungai plus nasi dan sambal biasa dijual ke konsumen hanya seharga Rp 20 ribu.

Jenis ikan sungai yang dijual bervariatif, antara lain Cendil, Rengkik, Wader, Udang Kali, dan masih banyak lagi. Karena ikan yang dihidangkan dalam kondisi segar atau baru saja didapat dari sungai tentunya untuk kelezatan rasanya tak perlu diragukan.

Tidak hanya dihidangkan dalam bentuk makanan yang sudah matang. Pengunjung juga bisa membeli ikan mentah secara langsung kepada nelayan atau pemancing di lokasi.

Sugiantoro (60), pencari ikan kali asal Desa Kecamatan Gampeng Rejo mengaku, ia sudah tiga tahun ini berjualan ikan kali di area lokasi wisata Bendungan Gerak Waru Turi.

Baginya berjualan ikan kali prospeknya menjanjikan. Setiap harinya dia selalu mendapat keuntungan lebih dari Rp 100 ribu.

"Kalau pagi hari, jenis ikan yang saya jual masih banyak mas. Kalau sudah siang gini banyak yang habis," ujar pria yang akrab disapa dengan nama Toro ini, Senin 1 Oktober 2018.

Keuntungan yang di dapat bisa bertambah terutama pada saat momentum bulan Suci Ramadhan. Pada saat moment tersebut jumlah permintaan konsumen terhadap ikan kali tangkapannya bertambah.

Dalam sehari, Toro mengaku mendapat tangkapan ikan minimal 5 kilo. Jumlah tangkapan bisa bertambah lebih banyak terutama pada saat musim penghujan. "Kalau stok ikan kali sudah habis, ya terpaksa saya belinya ke pencari ikan lain," katanya.

Jenis ikan kali tidak bisa dijual dalam rentang waktu lama, beda halnya dengan ikan laut atau ikan tambak. Ikan kali hanya bisa bertahan cukup dua hari, jika lebih dari itu apabila dimasak kualitas rasanya menjadi tidak enak.

Ikan kali jenis Bader per satu kilonya dijual Rp 20 ribu. Ikan Rengkik dan Jendil dijual Rp 40 ribu. Udang Kali dijual Rp 35 ribu. Dari setiap satu kilonya, Toro mendapat keuntungan Rp 5 ribu.

* Liputan6.com yang menjadi bagian KapanLagi Youniverse (KLY) bersama Kitabisa.com mengajak Anda untuk peduli korban gempa dan tsunami di Palu dan Donggala. Yuk bantu Sulawesi Tengah bangkit melalui donasi di bawah ini.

 

 

Semoga dukungan Anda dapat meringankan beban saudara-saudara kita akibat gempa dan tsunami Palu di Sulawesi Tengah dan menjadi berkah di kemudian hari kelak.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya