Bendera Hitam di Pantai Pasir Putih Jember, Pertanda Apa?

Untuk itu, Kusworo bersama Forkopimda berdiskusi untuk memberikan solusi pekerjaan alternatif bagi nelayan pada saat cuaca buruk. Seperti pengembangan ekowisata dengan tetap memperhatikan lingkungan.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Okt 2018, 07:02 WIB
Diterbitkan 21 Okt 2018, 07:02 WIB
Pantai
Ilustrasi piknik di pantai (iStockphoto)

Liputan6.com, Jember - Kapolres Jember AKBP Kusworo Wibowo mengimbau kepada nelayan tentang bahaya cuaca buruk saat melaut yang dapat menyebabkan kecelakaan laut hingga berujung pada kematian.

Menurutnya Polres Jember bersama sejumlah pihak juga memberikan pemahaman kepada warga yang bekerja sebagai nelayan tentang bahaya melaut saat cuaca buruk, sehingga mereka tidak nekat melaut hingga menyebabkan kecelakaan laut yang menelan korban jiwa.

"Kami sudah memberikan peringatan dengan memasang bendera hitam ya. Itu tanda cuaca buruk, namun masih ditemukan adanya nelayan yang masih nekat melaut karena untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya," tuturnya, Jumat 19 Oktober 2018.

Sebab saat terjadi kecelakaan laut, nelayan tetap melaut pada keesokan harinya untuk mencari ikan demi memenuhi kebutuhan sehari-hari karena tidak ada pekerjaan lain yang dilakukan nelayan saat cuaca buruk.

Untuk itu, Kusworo bersama Forkopimda berdiskusi untuk memberikan solusi pekerjaan alternatif bagi nelayan pada saat cuaca buruk. Seperti pengembangan ekowisata dengan tetap memperhatikan lingkungan.

"Kami menggelar kegiatan cangkrukan bermutu atau disingkat 'Cerutu' menyerap aspirasi nelayan dan memberikan solusi kepada nelayan saat menghadapi musim paceklik dan cuaca buruk," kata Kusworo di Pantai Pasir Putih Malikan (Papuma) Jember, dilansir Antara.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Jember Murtadlo menyampaikan kapasitas ikan Kabupaten Jember mencapai 40.000 ton berdasarkan survei. Namun fakta di lapangan saat ini ikan yang berhasil ditangkap nelayan mencapai 22.000 ton karena adanya ombak besar dan cuaca tidak menentu.

Terkait dengan kejadian kecelakaan laut, sebenarnya Pemkab Jember telah menyediakan rompi pelampung, namun para nelayan enggan menggunakannya.

"Pemkab Jember telah mengalokasikan jaket pelampung dan asuransi nelayan menggunakan anggaran APBD. Saat ini nelayan yang mendapatkan asuransi sebanyak 3.800 nelayan dari 8.000 nelayan di Jember," ujarnya.

Kegiatan "Cerutu" tersebut diakhiri dengan pembagian bahan pokok kepada 120 nelayan di pesisir Jember, sehingga diharapkan dapat membantu nelayan selama cuaca buruk dan musim paceklik.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya