Liputan6.com, Aceh - Sebagian warga di Kabupaten Bener Meriah, Aceh terpaksa mengungsi lantaran takut oleh serangan kawanan gajah liar di desa mereka. Warga yang mengungsi berasal dari tiga desa yang ada di Kecamatan Pintu Rime Gayo, yakni Desa Menderek, Desa Singgah Mulo, dan Desa Arul Gading.
Setidaknya ada 73 kepala keluarga yang mengungsi sejak Sabtu, 3 November 2018 lalu. Mereka menghindari gangguan satwa liar berbobot ribuan kilogram yang masuk ke pemukiman tersebut.
Baca Juga
Kawanan gajah liar tersebut juga merusak d mengobrak-abrik sejumlah kebun milik warga. Adapun tanaman yang dirusak yang kakao, tebu, dan beberapa jenis tanaman lainnya.
Advertisement
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) Ahmad Dadek mengatakan, sejumlah logistik sudah disalurkan untuk kebutuhan para pengungsi yang tersebar di rumah saudara dan desa tetangga.
"Bantuan logistik untuk masa panik sudah disalurkan oleh BPBD dan Dinsos Kabupaten Bener Meriah," sebut Dadek, kepada Liputan6.com, Rabu, 7 November 2018.
Dia melanjutkan, pihak terkait sedang melakukan pengusiran yakni dengan menggiring kawanan gajah tersebut kembali ke habitatnya menggunakan mercon.
"Penggiringan gajah liar tersebut menggunakan mercon agar gajah menjauhi pemukiman dan areal kebun masyarakat," pungkas Dadek.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sapto Aji Prabowo, mengatakan, fenomena konflik gajah manusia belakangan memang sering ditemukan di Aceh.
Menurutnya kehadiran kawanan gajah yang tiba-tiba merangsek ke kawasan pemukiman warga diakibatkan semakin banyaknya kawasan atau habitat gajah di wilayah itu yang berubah menjadi wilayah perkebunan.
Dia menyebut tiap kawasan yang dilalui kawanan gajah liar biasanya merupakan bagian dari home range atau lintasan gajah tersebut. Lintasan bisa mencapai 18 ribu hektare untuk tiap kelompok gajah yang kemungkinan besar termasuk perkebunan atau pemukiman penduduk.
Â
Simak juga video pilihan berikut ini: