Berwisata Menapaki Ribuan Anak Tangga di Bukittinggi

Bukittinggi tidak hanya memiliki Jam Gadang. Setidaknya terdapat tiga objek wisata berupa janjang atau tangga yang unik dan cocok menjadi pilihan rekreasi.

oleh Liputan6dotcom diperbarui 04 Des 2018, 09:30 WIB
Diterbitkan 04 Des 2018, 09:30 WIB
HUT ke-71 RI
Jam Gadang di Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, menjadi tempat pengibaran bendera Merah Putih pada 21 Agustus 1945. (Liputan6.com/Erinaldi)

Liputan6.com, Sumatera Barat Kota Bukittinggi terkenal dengan Jam Gadangnya yang terletak di tengah kota. Kota wisata ini disinggahi banyak wisatawan lokal dan mancanegara. Di sekitar Jam Gadang terdapat pusat penjualan kerupuk sanjai, los nasi kapau, serta aneka ragam makanan, dan barang-barang khas lainnya.

Tidak hanya makanan dan barang-barang khas Bukittinggi yang menarik, jalanan di sekeliling kota pun memiliki arsitektur unik. Salah satunya, jajaran tangga menghiasi kota ini. Berikut tiga lokasi janjang atau tangga unik yang terdapat di Kota Bukittinggi.

Janjang Gudang

Dalam bahasa Indonesia disebut tangga gudang. Bila mendengar namanya terbayang dalam pikiran tangga menuju tempat penyimpanan. Tapi itu salah, Janjang Gudang yang terdapat di Bukittinggi ini merupakan susunan anak tangga yang di kanan kirinya terdapat pajangan baju, sepatu, tas, dan berbagai macam aksesoris, serta beraneka ragam makanan. Mulai dari bakso, mi ayam, batagor, dan lainnya. Kanan kiri tangga ini terdapat orang berjualan.

Tangga ini terletak cukup dekat dari Jam Gadang, sebelah kanan sebelum masuk Pasar Atas. Terlihat turunan anak tangga dihiasi pajangan dagangan, terjadi tawar-menawar dan panggilan pedagang kepada orang-orang yang berlalu lalang untuk mampir ke lapaknya.

Menurut salah seorang wisatawan asal Palembang, Mardeni, ada sensasi tersendiri ketika berjalan di Janjang Gudang. Karena ketika menuruni atau menaiki anak tangga, mata melirik kiri kanan sambil harus tetap menjaga keseimbangan kaki saat berjalan.

Jika tidak bisa menyeimbangkan antara mata dan kaki maka akan terjatuh. "Kita lihat-lihat barang dan kaki tetap menuruni anak tangga, bisa jatuh kita," ujar wanita paruh baya ini.

"Pakaian dan aksesoris di Janjang Gudang ini tergolong lebih murah," kata Mardeni.

Dua Tangga dengan Pemandangan Luar Biasa

Janjang Koto Gadang (Great Wall)

Janjang Koto Gadang, atau yang lebih dikenal Great Wall ini, terlihat seperti Tembok Tinggi China, terletak di Nagari Koto Gadang.

Pemandangan yang disajikan pun begitu memesona. Curamnya ngarai (jurang) Sianok, aliran sungai nan jernih, bentangan sawah yang luas, dan suasana perkampungan lengkap dengan penampakan gonjong rumah Gadang menjadiakan suasana khas Minangkabau yang tampak dari ketinggian. 

Tangga ini sebagai penghubung Kabupaten Agam dengan Kota Bukittinggi. Puncak tangganya terdapat di Nagari Koto Gadang dan berakhir di dasar Ngarai Sianok. Karena tangga ini cukup panjang, maka pengelola membuat beberapa posko di tengah perjalanan.

Salah seorang pengunjung Janjang Koto Gadang, asal Kota Medan, Fakhrurrazi menyampaikan, pemandangan di sepanjang Great Wall sangat indah, hanya saja tidak seperti tempat wisata. "Lokasinya sepi," kata Razi.

Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN SU) ini menyarankan, agar pemerintah lebih gencar mempromosikan Janjang Koto Gadang. "Pemandangannya bagus, tapi janjangnya kurang," sarannya.

"Pemugaran wisata, pemasangan petunjuk arah, penambahan pondok penjual makanan dan minuman," Razi menambahkan.

Janjang Saribu

Janjang Saribu dalam bahasa Indonesia disebut tangga seribu, meskipun namanya Janjang Saribu, tetapi anak tangganya tidak sampai segitu. Banyak kalangan yang beranggapan bahwa Janjang Saribu sama dengan Janjang Koto Gadang, padahal ini berada di dua lokasi yang berbeda.

Janjang Saribu terletak di Bukik Apik Puhun, Guguak Panjang, Kota Bukittinggi Sumatera Barat. Jika Janjang Koto Gadang memilki bentuk seperti Tembok Tinggi China, maka Janjang Saribu hanya seperti susunan anak tangga biasa.

Lebar tangganya hanya cukup untuk dua badan orang dewasa, namun pemandangannya tidak kalah bagus dari Janjang Koto Gadang.

Sama halnya dengan Janjang Koto Gadang, Janjang Saribu pun tidak terkelola dengan baik. M. Wahyu Ramdhan salah satu wisatawan lokal menuturkan, pemandangan dari Janjang Saribu sangat bagus, hanya saja daerah sekitar tangga seperti tidak terurus. "Rumput yang hampir panjang, cat pegangan tangga sudah mengelupas," ujar Wahyu.

"Janjang Saribu sepi, maunya pengelolaannya lebih ditingkatkan agar wisatawan lebih tertarik berkunjung ke sini," saran wisatawan asal Riau ini.

 

 

Simak video pilihan berikut ini:

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya