Situasi Banyumas Usai Perusakan Masjid dan TPQ

Masyarakat diminta untuk tenang dan tak terpancing dengan isu-isu usai perusakan di tempat ibadah ini.

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 22 Mar 2019, 07:28 WIB
Diterbitkan 22 Mar 2019, 07:28 WIB
Ilustrasi – garis polisi. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Ilustrasi – garis polisi. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Banyumas - Desa Buniayu, Kecamatan Tambak yang biasanya adem ayem mendadak riuh oleh peristiwa pengacak-acakan atau perusakan di tempat ibadah dan Taman Pendidikan Al Quran (TPQ), Kamis subuh, 21 Maret 2019.

Informasi yang dihimpun Liputan6.com, peristiwa perusakan itu terjadi di Masjid Darussalam dan sejumlah lokasi lainnya. Di masjid, pelaku membuang kitab-kitab dan perlengkapan mengaji ke sumur. Sebagian kitab lain yang berada di dalam mesjid berantakan.

Saksi menemukan lantai masjid dalam keadaan kotor. Karpet masjid juga ditemukan dibuang oleh pelaku di pinggir jalan.

Pelaku juga melakukan perusakan di sejumlah lokasi lain. Di antaranya, halaman rumah salah seorang warga Buniayu, kebun dan halaman belakang milik Kiai Dailami Yusuf di kompleks Ponpes Miftahul Falah, TPA Darussalam, dan rumah seorang takmir Masjid Jami Darussalam.

Begitu memperoleh laporan, kepolisian Banyumas langsung menerjunkan tim untuk menyelidiki kasus perusakan di tempat ibadah ini. Kabid Humas Polda Jawa Tengah, AKBP Agus Triatmaja mengatakan saat ini kepolisian masih intensif memeriksa saksi-saksi dan mengumpulkan bukti-bukti terkait peristiwa ini.

Hingga Kamis malam, kepolisian masih berupaya mengungkap jati diri pelaku perusakan ini. Polisi juga belum bisa menyimpulkan motif perusakan di tempat ibadah tersebut.


Koordinasi Lintas Sektor

Kitab mengaji berantakan usai diacak-acak orang tak dikenal. (Foto: Liputan6.com/Istimewa/Muhamad Ridlo)
Kitab mengaji berantakan usai diacak-acak orang tak dikenal. (Foto: Liputan6.com/Istimewa/Muhamad Ridlo)

Sebab itu, ia meminta agar seluruh pihak tak berspekulasi dengan menduga-duga pelaku perusakan. Apalagi, jika isu itu lantas dikaitkan dengan isu SARA.

"Ya, kita masih mengumpulkan saksi-saksi, kemudian bukti-bukti, kan masih didalami. Masih dalam penyelidikan, belum ada indikasi siapa pelakunya," ucap Agus, saat dihubungi, Kamis malam, 21 Maret 2019.

Ia juga meminta agar masyarakat tak terpancing dengan informasi yang tak bisa dipertanggungjawabkan. Ia meminta warga menunggu hasil penyelidikan polisi.

Pada Kamis malam, sejumlah pihak yang terdiri dari kepolisian, TNI, bupati, Kesbangpol, FKUB, sejumlah Ormas Islam dan pihak pemerintah desa Buniayu juga berkoordinasi di Kantor Bupati Banyumas.

Dia menyebut pertemuan ini tak ada kaitan dengan pengungkapan kasus, melainkan hanya koordinasi untuk menjaga agar situasi tetap kondusif. Adapun pengungkapan kasus tetap menjadi wilayah kepolisian.

Masyarakat juga diminta untuk tenang dan tak terpancing dengan isu-isu usai perusakan di tempat ibadah ini. Di sisi lain, seluruh pihak juga mesti meningkatkan kewaspadaan agar peristiwa serupa tak terulang.

"Sudah dikumpulkan agar tak terpancing dengan situasi ini saja. Pak Kapolres, Pak Dandim, Pak Kepala Desa, kumpul tadi. Memberikan imbauan agar tidak terpancing dengan situasi ini," dia menerangkan.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya