Liputan6.com, Jakarta Pemerintah Kabupaten Banyuwangi telah menyediakan ruang kerja produktif bernama Working Space di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Taman Sayuwiwit, atau tepatnya di depan Kantor Pemkab Banyuwangi. Ruang ini dilengkapi dengan meja-kursi, colokan listrik, dan akses internet dengan kecepatan hingga 100 Mega Byte.
Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian, Budi Santoso menjelaskan, ruang Working Space mulanya menjadi mini perpustakaan yang sengaja disediakan di ruang publik. Namun karena terbengkalai dan tidak terpakai, pihaknya memoles ruangan menjadi lebih nyaman dan menjadi pusat aktivitas pemuda yang produktif, seperti membuat karya, diskusi, pelatihan-pelatihan seputar ekonomi kreatif dan start-up.
Baca Juga
"Infrastruktur ini mau diapakan, tapi kalau hanya dipakai main game saja sama anak-anak kan tidak produktif. Kami berupaya membuat infrastruktur ini jadi hal yang produktif. Kita juga merencanakan ada kelas kelas kecil, setiap hari apa tiap pekannya, akan kita jadwalkan. Saya sudah berdiskusi dengan Kementrian Kominfo, dan beliau siap," kata Budi, saat mengenalkan ruang Working Space, Rabu (20/3).
Advertisement
Ruang Working Space, didesain dengan konsep yang nyaman, meski tanpa pendingin Air Conditioner (AC), dinding-dinding menggunakan material tembok dan kaca disediakan banyak celah fentilasi. Ruangan dengan luas sekitar 4x8 ini juga dilengkapi dengan monitor sebagai display dan penerangan lampu seperti interior cafe.
"Meja sudah kita siapkan, colokan listrik kita siapkan, dan ada barista yang bisa standby di sini, bisa pesan kopi dan produktif, kurang apa lagi?," tambahnya.
Baru pertama dikenalkan, ruang Working Space langsung dimanfaatkan oleh salah satu komunitas fotografi di Banyuwangi bernama Pewarta Photo Plat P (P4). Salah satu anggota P4, Angger Putranto mendengar ada fasilitas Working Space langsung tertarik mengajak komunitasnya menggelar diskusi fotrografi, membahas tentang teknik fotografi kuliner dan wild life pada malam harinya.
"Ini kita gelar secara dadakan memanfaatkan ruangan ini, jadi di sini kita swama-sama belajar terkait foto, ada Zulfan yang akan mengenalkan tentang fotografi kuliner dan Rendra Kurnia yang sudah berpengalaman dalam fotografi alam liar (memotret burung hingga harimau)," kata Angger saat membuka diskusi.
Diskusi fotografi ini, dihadiri oleh puluhan pemuda dari komunitas dan perorangan. Diskusi berlangsung dinamis hingga pukul 22.00 WIB.
"Fotografi kuliner ini sepertinya gampang, tapi ternyata ini lebih susah dibandingkan foto model dan wedding. Karena kuliner ini benda mati, kita yang harus aktif dan kreatif membuatnya tampil menarik. Bagaimana bisa membuat orang yang melihat kuliner dalam foto ingin mencoba menikmati. Kalau saya banyak menggunakan properti tambahan dalam foto kuliner," kata Zulfan.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, menjelaskan, selama dua hari sejak 20-21 Maret, Pemkab Banyuwangi juga menggelar Young Entrepreneurs Festival di RTH Sayuwiwit. Festival Young Enterpreneru menyajikan pelatihan digital marketing, manajemen keuangan, strategi permodalan, hingga sharing session dari komunitas usaha yang ada di daerah. Komunitas yang saling berbagi pengalaman merintis bisnis adalah desainer, barbershop, olahan pertanian, fesyen, arsitek muda, kuliner, fotografi, dan kopi.
Saya senang anak-anak muda bisa berbagi cerita tentang pengalaman berbisnis. Apalagi lokasinya ini di ruang publik yang baru direvitalisasi. Sudah ada co-working space-nya. Pokoknya harus banyak lahir anak muda yang berani berbisnis di tengah berbagai tantangan, ujarnya.
Â
(*)
Â