Liputan6.com, Garut Diduga karena sopir hilang konsentrasi akibat mengantuk, satu buah bus Doa Ibu Nomor Polisi. Z 7879 HB jurusan Tasik-Jakarta, masuk ke kolam warga di jalur nasional lintas selatan Jawa, jalan raya Limbangan, Garut, Jawa Barat siang tadi.
Bus berkelir dominan biru tersebut, terlibat kecelakaan dengan bus Budiman Nomor Polisi Z 7773 HC, yang menyebabkan bagian belakang armadanya, mengalami kerusakan berat. Beruntung tidak ada korban dalam musibah itu.
Belasan penumpang dari kedua bus yang biasa digunakan mudik asal Tasikmalaya itu dievakuasi menggunakan armada pengganti kedua perusahaan untuk melanjutkan perjalanan, sementara bangkai bus Doa Ibu masih tersungkur di kolam warga, sementara bus Budiman, nampak terparkir di pinggir jalan Limbangan.
Advertisement
Kapolres Garut AKBP Budi Satria Wiguna yang turun langsung ke lokasi kejadian mengatakan, kecelakaan bus berlangsung sekitar pukul 12.30 siang tadi. “Berdasarkan keterangan saksi dan para penumpang kejadiannya cukup cepat juga,” ujar dia, Selasa (28/5/2019).
Baca Juga
Saat itu, bus Budiman yang tengah berada di tengah antrian kendaraan dengan rute menurun, dikejutkan dengan hantaman keras dari arah belakang bus Doa Ibu yang dikendarai Asep Rustandi, asal Cianjur.
“Mungkin dia mengantuk,” ujar Budi mengantuk.
Namun akibat kendaraan dalam keadaan oleng setelah benturan itu, sopir bus Doa Ibu akhirnya memutuskan, membanting kendaraan ke sebelah kiri kolam sekaligus pekarangan rumah warga yang berada di sampingnya.
“Alhamdulillah tidak ada korban jiwa, hanya luka ringan tiga orang, semuanya sudah dievakuasi ke puskesmas terdekat,” ujar dia.
Tiga korban luka ringan yakni Asep Rustandi, 45, pengemudi bis Doa Ibu, kemudian Ayi Siti Zakiyah, seorang mahasisw, serta Safitri, pelajar, keduanya merupakan penumpang bus Doa Ibu, hingga siang tadi masih mendapatkan perawatan media di puskesmas Sukamerang, Cibatu.
Akibat kejadian itu, sempat terjadi antrian panjang di sekitar lokasi, sementara bangkai kedua bus yang terlibat kejadian masih berada di sekitar lokasi, menunggu evakuasi alat berat.
Penyebab Kecelakaan
Muhamad Arif Soleh, saksi mata sekaligus pemilik rumah lokasi masuknya bus Doa Ibu mengatakan, kecelakaan bus nahas itu berlangsung begitu cepat.
“Saya kebetulan baru shalat di masjid seberang jalan, tiba-tiba melihat bis Doa Ibu menabrak bis Budiman, dan langsung masuk ke bawah (Halaman rumah),” kata dia.
Melihat kejadian itu, ia langsung memberikan pertolongan, seluruh penumpang uis doa ibu yang masih terjebak di dalam armada langsung dievakuasi ke luar bus. “Alhamdulillah selamat semua hanya ada tiga luka ringan,” kata dia.
Berdasarkan informasi yang ia peroleh dari penumpang, diduga sopir hilang konsentrasi akibat mengantuk. “Katanya sejak kemarin tidak tidur, mungkin ngaleunyap (Hilang konsentrasi akibat tidur), jadi langsung menghantam bus Budiman,” kata dia.
Heni, (45) salah satu korban penumpang bus Doa Ibu mengamini pernyataan saksi Arif. Saat itu kondisi kecepatan kendaraan bus yang tumpanginya, dalam keadaan normal (tidak kebut-kebutan). “Tiba-tiba brak nabrak belakang Budiman dan tahu-tahu sudah di bawah (masuk pekarangan plus kolam),” kata dia.
Ia yang berada di baris ketiga kursi bus searah dengan posisi sopir, menduga kondisi fisik sopir dalam keadaan lelah, akibat perjalanan. “Mungkin kecapaian, tapi penyebab pastinya saya sendiri kurang tahu,” kata dia.
Bersyukur, meskipun bus masuk ke tebing curam yang merupakan halaman rumah milik saksi Arif, namun ia bersama suami dan kedua anaknya selamat. “Hanya anak saya yang pertama terkena pecahan kaca bus, saya sampai saat ini masih soak (syok),” kata dia.
Advertisement
Kemacetan Mulai Terjadi
Sementara itu, delapan hari menjelang datangnya momen mudik nasional lebaran idul fitri 1440 H, antrian kendaraan yang mengarah ke timur Tasik dan sekitarnya, di Jalan Limbangan-Malangbong mulai meningkat, bahkan kemacetan kendaraan pun terlihat terutama di sekitar Pasar tumpah Limbangan.
Berdasarkan pantauan di lapangan, kemacetan terjadi karena banyaknya kendaraan yang parkir di depan Pasar, serta sempitnya lahan parkir kendaraan yang membuat sebagian pinggir jalan digunakan parkir pengunjung.
Tidak hanya itu, masih beroperasinya angkutan tradisional delman, menjadi faktor lain mulai terjadinya kemacetan di wilayah itu. “Iya tadi macet sebelum Pasar Limbangan,” ujar Aji (34), pemudik asal Solo, Jawa Tengah.
Ia menyebut, kemacetan terjadi karena adanya aktivitas warga di pasar. Selain itu, laju kendaraan terhambat karena kendaraan parkir di pinggir jalan. “Banyak keluar masuk kendaraan dari dalam pasar, sehingga menjadi macet,” ujar dia.
Kepala Dinas Perhubungan Garut, Suherman memprediksi. volume kendaraan pemudik yang menggunakan jalur selatan bakal meningkat hingga 46 persen. Naiknya tarif tol Trans Jawa diprediksi menjadi penyebab, larinya pemudik untuk kembali menggunakan jalur lawas tersebut.
“Kalau pakai tol itu terlalu capek. Beda dengan jalan biasa,” ujar dia.