2 Kecelakaan Bus Terjadi di Bolivia, 68 Orang Tewas

Kecelakaan bus di jalur pegunungan Bolivia kembali memakan korban; 31 orang tewas akibat bus terjun bebas ratusan meter ke jurang. Sementara kecelakaan lainnya mengakibatkan 37 orang meninggal dunia.

oleh Tanti Yulianingsih Diperbarui 04 Mar 2025, 14:07 WIB
Diterbitkan 04 Mar 2025, 14:07 WIB
Kecelakaan Bus
Ilustrasi Kecelakaan bus yang terjadi di Sierre, Swiss (pexels/david iloba)... Selengkapnya

Liputan6.com, Posito - Kecelakaan bus terjadi lagi di Bolivia dan mengakibatkan puluhan orang meninggal dunia. 

"Setidaknya 31 orang tewas di Bolivia selatan pada hari Senin ketika bus yang mereka tumpangi terjun ke jurang setelah bertabrakan dengan truk pikap, sehingga jumlah korban tewas di jalan-jalan di daerah itu dalam beberapa hari terakhir menjadi hampir 70 orang, " kata para penyelidik seperti dikutip dari AFP,  Selasa (4/3/2025).

Kecelakaan lalu lintas di departemen Potosi selatan itu terjadi dua hari setelah sedikitnya 37 orang tewas ketika sebuah bus yang menuju Karnaval Oruro, salah satu festival terbesar di Amerika Latin, bertabrakan dengan bus lain di dekat kota Uyuni.

Kecelakaan lalu lintas hari Senin (3/3)  itu terjadi sekitar 90 kilometer (60 mil) di utara kota Potosi dan juga melibatkan pengunjung festival Oruro — kali ini orang-orang yang meninggalkan Kota Andes itu setelah karnaval akhir pekan yang menarik puluhan ribu pengunjung.

Para penyelidik mengatakan mereka menduga pengemudi pikap itu menyebabkan tabrakan dengan menyeberang jalur ke lalu lintas yang datang dari arah berlawanan, menabrak bus yang kemudian jatuh ke jurang sedalam setengah kilometer. 20 orang dilaporkan terluka.

"Pengemudi pikap itu ditahan di rumah sakit, tempat ia dirawat atas luka-lukanya," kata juru bicara polisi Limberth Choque kepada AFP.

Kantor kejaksaan umum mengatakan pengemudi itu sedang diselidiki atas kemungkinan pembunuhan dan menyebabkan cedera serius.

"Pengemudi salah satu bus yang terlibat dalam kecelakaan akhir pekan itu diduga minum minuman beralkohol dan ngebut ketika ia juga membelok ke arah lalu lintas yang berlawanan arah," kata jaksa penuntut.

Enam orang asing termasuk di antara mereka yang tewas: Lima orang Peru dan seorang bocah perempuan asal Jerman berusia tiga tahun.

Tabrakan mengerikan terlalu sering terjadi di jalan pegunungan Bolivia yang sempit.

Menurut data pemerintah, kecelakaan lalu lintas menewaskan rata-rata 1.400 orang setiap tahun di negara berpenduduk sekitar 12 juta jiwa,.

Potosi yang rawan kecelakaan menyumbang 10,6 persen dari semua kecelakaan lalu lintas, menurut Observatorium Keamanan Warga Bolivia. Lebih dari 120 orang telah tewas di jalan-jalan departemen itu sepanjang tahun ini.

Sebelumnya pada 17 Februari, sedikitnya 30 orang tewas setelah sebuah bus terjun ke jurang yang dalam di pinggiran Potosi.

Pihak berwenang mengatakan bahwa dugaan penyebab kecelakaan itu adalah mengebut.

Pada bulan Januari, 19 orang tewas ketika sebuah bus tergelincir dari jalan, juga di dekat Potosi.

Kecelakaan maut yang terjadi di Potosi, menyoroti bahaya laten di jalan-jalan pegunungan Bolivia yang terkenal berbahaya. Polisi menduga, kecelakaan disebabkan oleh kecepatan tinggi yang membuat pengemudi kehilangan kendali atas kendaraannya.

Insiden ini bukan yang pertama. Tingginya angka kecelakaan bus di jalur pegunungan Bolivia telah lama menjadi perhatian. Sejumlah sumber menyebut faktor penyebabnya kompleks dan saling berkaitan, melibatkan kondisi jalan yang buruk, perilaku pengemudi yang berisiko, kondisi kendaraan yang tidak layak, dan lemahnya penegakan hukum. Bencana ini menjadi pengingat akan perlunya peningkatan keselamatan di jalan-jalan pegunungan Bolivia.

Promosi 1

Kondisi Jalan Bolivia yang Mematikan

Warga Bolivia Bentangkan Bendera Sepanjang 200 Km Untuk Dukung Hak Maritim
Ilustrasi jalanan Bolivia. (AP Photo / Juan Karita)... Selengkapnya

Sejumlah sumber Jalan-jalan pegunungan di Bolivia terkenal sempit, berkelok-kelok, dan memiliki jurang curam. Minimnya perawatan jalan, ditambah dengan kurangnya rambu-rambu lalu lintas, memperbesar risiko kecelakaan. Kondisi ini diperparah cuaca buruk seperti hujan atau kabut yang membatasi jarak pandang dan daya cengkeram ban. Jalan yang rusak dan tidak terawat menjadi faktor utama penyebab kecelakaan.

Kurangnya investasi infrastruktur jalan yang memadai di daerah pegunungan menjadi salah satu tantangan utama. Perbaikan dan peningkatan kualitas jalan menjadi kunci untuk mengurangi risiko kecelakaan. Sistem drainase yang buruk juga seringkali menyebabkan genangan air di jalan, yang semakin membahayakan pengendara.

Selain itu, keberadaan jurang curam di sisi jalan tanpa pengaman yang memadai meningkatkan fatalitas kecelakaan. Sebuah benturan kecil pun dapat berakibat fatal jika kendaraan langsung jatuh ke jurang.

Kecepatan Berkendara yang Berlebihan hingga Kendaraan Tak Layak Jadi Faktor Penyebab?

Warga Bolivia Bentangkan Bendera Sepanjang 200 Km Untuk Dukung Hak Maritim
Ilustrasi jalanan di Bolivia. (AP Photo / Juan Karita)... Selengkapnya

Sumber lainnya menyebut pengemudi bus seringkali memacu kendaraannya dengan kecepatan tinggi di jalur pegunungan yang berbahaya, meskipun kondisi jalan tidak mendukung. Kecepatan berlebih meningkatkan risiko kehilangan kendali, terutama di tikungan tajam atau jalan licin.

Kurangnya kesadaran akan bahaya kecepatan tinggi di medan pegunungan perlu ditangani dengan serius. Sosialisasi dan edukasi kepada pengemudi tentang pentingnya mengemudi dengan kecepatan yang sesuai kondisi jalan sangat penting.

Penegakan hukum yang tegas terhadap pelanggaran kecepatan juga diperlukan. Sistem pengawasan kecepatan yang efektif dapat membantu mengurangi angka kecelakaan yang disebabkan oleh kecepatan berlebih.

Selain itu, disebutkan pula bahwa banyak bus di Bolivia yang sudah tua dan kurang terawat. Kerusakan pada rem, ban, atau komponen mekanis lainnya dapat menyebabkan kecelakaan. Kurangnya pemeriksaan dan perawatan berkala kendaraan juga menjadi faktor penyebab utama kecelakaan.

Perlu adanya peraturan yang lebih ketat terkait kelaikan kendaraan umum, termasuk pemeriksaan berkala yang lebih sering dan pemeriksaan yang lebih teliti. Pengemudi juga perlu diwajibkan untuk melakukan perawatan rutin pada kendaraannya.

Pemerintah perlu meningkatkan pengawasan terhadap kondisi kendaraan yang beroperasi di jalur pegunungan. Hal ini dapat dilakukan melalui pemeriksaan berkala yang lebih ketat dan sanksi yang tegas bagi kendaraan yang tidak layak jalan.

Faktor Manusia dan Lemahnya Penegakan Hukum

[Bintang] Ilustrasi Hukum
Ilustrasi Hukuman (Sumber Foto: Pexels)... Selengkapnya

Di sisi lain, beberapa sumber menyebut bahwa kesalahan pengemudi, seperti mengantuk, mabuk, atau kurang pengalaman mengemudi di medan pegunungan, juga berkontribusi pada tingginya angka kecelakaan. Kurangnya pelatihan dan pengawasan terhadap pengemudi menjadi masalah serius.

Pelatihan pengemudi yang lebih komprehensif, termasuk pelatihan khusus untuk mengemudi di medan pegunungan, sangat penting. Pengemudi perlu dilatih untuk menghadapi berbagai kondisi jalan dan cuaca yang menantang.

Penegakan hukum yang lemah juga menjadi faktor yang memperparah masalah. Kurangnya pengawasan dan sanksi yang tidak tegas menyebabkan banyak pengemudi mengabaikan aturan lalu lintas dan keselamatan. Peningkatan pengawasan dan penegakan hukum yang konsisten sangat penting untuk menciptakan budaya keselamatan di jalan raya.

Kesimpulannya, kecelakaan bus di pegunungan Bolivia merupakan masalah kompleks yang membutuhkan solusi terpadu. Perbaikan infrastruktur jalan, peningkatan pengawasan dan penegakan hukum, serta pelatihan yang lebih baik bagi pengemudi merupakan langkah-langkah penting untuk mengurangi angka kecelakaan dan mencegah tragedi serupa di masa depan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya