Virus Jembrana Teror Hewan Ternak di Kuansing

Virus jembrana membuat sejumlah binatang ternak mati mendadak di Kuansing, Riau.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Jul 2019, 06:43 WIB
Diterbitkan 03 Jul 2019, 06:43 WIB
17 Tahun Berlalu, Virus Jembrana Kembali Mewabah di Sumsel
Hewan Ternak sapi menjadi salah satu hewan yang sering dikurbankan saat Idhul Adha (dok.humas Palembang DPC Partai Demokrat/ Nefri Inge)

Liputan6.com, Kuansing - Sejumlah binatang ternak yang mati mendadak membuat kaget masyarakat peternak di Kuantan Sengingi (Kuansing), Riau. Mereka mengeluh dan meminta pemerintah memberikan solusi sebelum virus itu menular ke ternak yang lain.

"Sebaiknya ada tim turun untuk melakukan pemantauan dan pendataan," kata warga Kuansing Iyan seperti dikutip Antara, Senin (1/7/2019).

Ia mengatakan, sejumlah ternak yang dipelihara oleh masyarakat saat ini terserang penyakit tiba-tiba, ada yang mati mendadak, padahal hasil peternakan itu untuk menunjang ekonomi warga.

Peternak berharap menemukan solusinya agar ke depan tidak ada lagi ternak yang mati terkena penyakit. Peternak juga berharap adanya bantuan dari pemerintah, terutama Bupati Kuansing Mursini dan Wakil Bupati Halim. "Semua itu diyakini ada solusinya," sebutnya.

Sementara Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Kuantan Singingi Emmerson saat diminta keterangannya membenarkan sejumlah ternak sapi milik warga Kuansing ada yang mati mendadak karena diserang dan terjangkit virus jembrana. "Khususnya sapi Bali yang mati diserang penyakit," ujarnya.

Sapi ada yang tidak terkena, karena diawasi dan dirawat dalam kandang, virusnya itu bernama jembrana yang bisa membahayakan ternak liar yang dilepas warga berkeliaran di luar kandang.

Sapi liar sangat rentan terserang penyakit tersebut, sebaiknya peternak selalu mengawasi dan tidak membiarkan keluar kandang di masa pemeliharaan, selain itu tetap berkonsultasi dengan instansi terkait jika terlihat ada gejala-gejala mencurigakan.

Sedangkan ciri-ciri ternak sapi yang terindikasi terkena virus jembrana, biasanya, ternak mengalami demam tinggi dengan suhu mencapai 38-45 derajat celsius, pada bagian kelenjar limfa ada pembengkakan hebat, selaput lendir mulut sapi ada luka dan sering perdarahan pada kulit.

"Sapi juga mengalami penurunan nafsu makan diiringi dengan diare yang bercampur darah," terangnya.

Dia mengimbau warga memiliki ternak yang terlihat nampak tanda seperti itu harus segera diberikan imunisasi seperti obat atau vaksin pencegah virus jembrana agar tidak mati.

"Jika sapi sudah terjangkit harus dipisahkan agar tidak menular ke sapi lain," kata Emmerson.

 

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya