Jakarta Blackout, Kereta Jurusan Purwokerto Terlambat 4 Jam

Akibat padamnya listrik, sontak KRL mandek di tengah jalur. Imbasnya, kereta-kereta reguler tak bisa beroperasi sesuai jadwal dan terlambat

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 05 Agu 2019, 03:00 WIB
Diterbitkan 05 Agu 2019, 03:00 WIB
Kereta Api melaju di perlintasan sebidang, Stasiun Sidareja, Cilacap, pada satu senja 2016. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Kereta Api melaju di perlintasan sebidang, Stasiun Sidareja, Cilacap, pada satu senja 2016. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Purwokerto - Padamnya listrik di area Banten, Jakarta dan Jawa Barat, Minggu (4/8/2019) tentu saja menyusahkan warga. Tetapi, ada lagi dampak yang lebih parah, kereta api terlambat karena sistem perjalanan kereta api yang praktis berhenti total.

Padamnya listrik secara umum memang tak berdampak kepada sistem internal PT Kereta Api Indonesia, seperti persinyalan. Akan tetapi, listrik adalah sumber tenaga untuk KRL yang beroperasi di wilayah Jabodetabek.

Padamnya listrik Jakarta membuat KRL mandek di tengah jalur. Imbasnya, kereta-kereta reguler tak bisa beroperasi sesuai jadwal dan terlambat.

Itu termasuk kereta-kereta jurusan Jabodetabek menuju Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sebanyak empat kereta api yang melintasi Purwokerto terlambat. Dua kereta api terlambat parah.

Manajer Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop 5 Purwokerto, Supriyanto mengatakan empat kereta yang terlambat tersebut yakni KA Bima jurusan Gambir-Purwokerto-Surabaya, KA Gajayana jurusan Gambir-Purwokerto-Malang, KA Sawunggalih dan KA Senja Utama.

Akibat padamnya listrik Jakarta itu,  KA Bima terlambat 241 menit, atau empat jam lebih. KA Bima seharusnya masuk ke Stasiun Purwokerto pukul 21.28 WIB. Namun karena terlambat berangkat, kereta ini diperkirakan baru akan tiba pada pukul 01.30 WIB.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Kompensasi

Ilustrasi – Sistem persinyalan kereta api tak terganggu akibat padamnya listrik (4/8/2019), tetapi kereta reguler terlambat lantaran KRL menutup jalur. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Ilustrasi – Sistem persinyalan kereta api tak terganggu akibat padamnya listrik (4/8/2019), tetapi kereta reguler terlambat lantaran KRL menutup jalur. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Sedangkan KA Gajayana terlambat 190 menit. Mestinya kereta ini masuk ke Stasiun Purwokerto pukul 22.34 WIB, namun terlambat menjadi pukul 01.44 WIB. Adapun dua kereta terakhir, hanya terlambat kisaran 20-30 menit.

"Yang parah itu KA Bima dan KA Gajayana," ucap Supriyanto saat dihubungi Liputan6.com, Minggu malam.

Padamnya aliran listrik menyebabkan KRL di Jabodetabek berhenti di tengah lintasan. Akibatnya, kereta reguler yang mestinya diberangkatkan harus menunggu hingga KRL kembali beroperasi.

Sebagai kompensasi keterlambatan yang parah ini, penumpang KA Bima dan KA Gajayana dari stasiun Purwokerto bisa mengembalikan tiket. Biaya akan dikembalikan 100 persen harga tiket.

Adapun keterlambatan dua kereta lain, yakni KA Sawunggalih dan KA Senja Utama dinilai masih dalam taraf wajar. Namun begitu, Supariyanto atas nama PT KAI meminta maaf kepada para penumpang yang tidak nyaman atas terganggunya perjalanan KA.

"Persinyalan itu sih tidak masalah. Cuma kalau listrik aliran atas untuk perjalanan KRL itu kan padam, jadi KRL berhenti semua. Sehingga jalur tertutup semua. Tidak ada KA yang bisa lewat," dia menjelaskan.

Dampak pemadaman adalah terganggunya sistem perjalanan kereta api. Akan tetapi, ia menyatakan pemadaman tak menyebabkan sistem persinyalan terganggu.

"Perjalanan KA mulai normal mulai pada Senin dinihari," ucapnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya