Kronologi Terbakarnya Kapal Ro-Ro di Perairan Masalembu

Evakuasi sempat terkendala angin kencang 17 Knot

oleh Musthofa Aldo diperbarui 24 Agu 2019, 02:00 WIB
Diterbitkan 24 Agu 2019, 02:00 WIB
Kebakaran Kapal
Nelayan Masalembu saat mengevakuasi korban Kapal Santika Nusantara

Liputan6.com, Sumenep Sebuah kapal Ro-Ro terbakar di Perairan Pulau Masalembu, Kabupaten Sumenep, Jumat (22/8/2019). Berlayar dari Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Santika Nusantara, nama kapal, mengangkut 111 penumpang dan awak kapal juga 84 kendaraan, dengan tujuan Pelabuhan Semayang, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.

Sebuah laporan hasil Monitoring Basarnas menyebutkan Kamis (21/8), sekira jam 20.45 WIB, sebuah insiden kebakaran terjadi di salah satu dek. Laporan ini diterima Basarnas Tanjung Perak dan dua jam kemudian awak Santika melapor kebakaran bisa dipadamkan dan tidak ada kebocoran.

Meski padam 90 penumpang telah berada dalam kapal penyelamatan (liferaf) dan 21 orang masih di atas kapal termasuk sang nahkoda. Entah apakah api benar-benar padam atau muncul titik api baru. Jumat dini hari, sekitar 03.36 WIB, Basarnas menerima laporan dari awak Santika bahwa jumlah penumpang di kapal bertambah menjadi 58 orang. Penyebabnya, sebuah kapal penyelamatan (liferaft) mengalami kebocoran sehingga terpaksa ditarik lagi ke atas kapal. S

53 penumpang di liferart yang lain telah berhasil dievakuasi oleh kapal lain yaitu Dharma Ferry 07 dan Bintang Samudera 07. Dan ada enam kapal lain yang melintas di sekitar lokasi siap mengevakuasi para penumpang. Ada pun Basarnas tiga kota yaitu Surabaya, Banjarmasin dan Balikpapan sedang mengirim kapal ke lokasi termasuk meminjam sebuah helikopter dari Lanud Surabaya.

Kejadian Versi Nelayan Masalembu

Kapal terbakar
Para korban selamat terbakarnya Kapal Santika Nusantara terpaksa dirawat di lantai karena ruangan puskesmas Masalembu terbatas.

Jumat dini hari menjelang subuh, terdengar sebuah dentuman keras dan membuat warga Desa Masalima, Pulau Masalembu terbangun. Mereka langsung menuju tepi pantai dan melihat percikan api di kejauhan dan mereka langsung paham ada kapal terbakar. "Jaraknya sekitar 7 mil," kata Effendi, seorang warga Masalembu.

Meski tahu ada kapal terbakar, warga Masalembu yang mayoritas nelayan tak langsung menolong karena masih gelap. Begitu hari mulai terang, salah satu nelayan yang pertama kali menyalakan kapalnya adalah Rohane.

Sejak pagi hingga siang, komandan Linmas Desa Masalima itu, berhasil mengevakuasi sekitar 49 korban. 22 korban di evakuasi ke puskesmas dan sisanya dibawa ke kantor Syahbandar Masalembu dan belum ada laporan korban meninggal.

Dalam beberapa foto dan video yang diperoleh liputan6.com menunjukkan para korban tampak dirawat di lantai puskesmas karena ruangan terbatas.

Butuh Tim SAR di Masalembu

Kapal terbakar
Suasana puskesmas Masalembu, Kabupaten Sumenep.

Terbakarnya kapal Santika Nusantara bukanlah insiden pertama yang terjadi di perairan Pulau Masalembu. Pada Mei 2017, Kapal Penumpang Mutiara Sentosa 1 juga terbakar. Yang insiden paling legendaris adalah terbakarnya kapal Tampomas II juga di Masalembu pada 1981. Peristiwa ini mengilhami Musisi Iwan Fals mencipta sebuah lagu.

Melihat begitu banyak insiden kecelakaan kapal di Perairan Masalembu, Anggota DPRD Sumenep Kelahiran Masalembu, Darul Hasyim Fath meminta pemerintah membuka SAR di Pulau itu.

Bila kantor tak memungkinkan, politikus PDI Perjuangan itu berharap nelayan muda di Masalembu diberi pelatihan dasar tentang evakuasi berikut peralatan yang dibutuhkan.

"Kalau ada tim terlatih di Masalembu, evakuasi bisa lebih cepat, karena cukup sering terjadi kecelakaan kapal disana," kata dia.

Posisi Masalembu yang jauh dari mana-mana, kata Darul, membuat tim SAR baik dari Surabaya dan Banjarmasih membutuhkan waktu lebih lama untuk mencapai lokasi bila terjadi kecelakaan. "Sangat penting ada kantor tim SAR di Masalembu," ungkap dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya