Liputan6.com, Palu - Sejumlah ahli nasional merekomendasikan pengurangan risiko bencana tsunami di pesisir Kota Palu, Sulteng, dengan menanam tumbuh-tumbuhan pantai.
Rekomendasi ahli tertuang dalam surat Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Nomor 10716/Dt.6.1/08/2019 perihal Penyampaian Rekomendasi Ahli Nasional tentang Perlindungan Pesisir Palu terhadap Ancaman Tsunami, Gempa Bumi, dan Likuefaksi.
Rekomendasi itu ditandatangani Direktur Pengairan dan Irigasi selaku Ketua Kelompok Kerja II Bidang Pemulihan Infrastruktur Wilayah Bappenas Abdul Malik Sadat Idris pada 29 Agustus 2019.
Advertisement
Baca Juga
"Pengurangan risiko bahaya tsunami di wilayah pesisir Kota Palu perlu dikombinasikan dengan infrastruktur hijau atau vegetasi pantai," kata Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola mengutip Abdul Malik Sadat Idris dalam surat yang diperoleh di Palu, Sulteng, Sabtu 8 September 2019, dilansir Antara.
Berdasarkan data yang tersedia dan telah ditelaah, dipelajari dan diteliti para ahli itu, tanaman pantai tersebut dapat ditanam di wilayah bagian barat kawasan Teluk Palu, yang memiliki kondisi permukaan wilayah atau topografi cenderung agak miring atau landai.
Jika dilihat pada peta, wilayah barat Teluk Palu berada di Kecamatan Palu Barat dan Ulujadi tepatnya di Kelurahan Lere, Kampung Baru, Kabonena, Silae, Tipo hingga Buluri.
Rekomendasi para ahli nasional yang telah melalui diskusi ilmiah dan meninjau langsung lokasi bencana yang difasilitasi Kementerian PPN/Bappenas di Palu pada awal Agustus lalu itu merupakan pendukung dari jalan layang atau elevated road yang menjadi rekomendasi utama para ahli untuk melindungi dan mengurangi ancaman tsunami di pesisir ibu kota Provinsi Sulteng itu di masa depan.
"Dengan adanya kombinasi infrastruktur hijau dan jalan layang diharapkan risiko tsunami dapat berkurang," katanya.
Saksikan video pilihan berikut ini: