Detik-Detik Penyelamatan Nyawa Burung Cikalang Christmas

Satu individu muda Cikalang Christmas (Fregata andrewsi) ditemukan bertengger lemah di perakaran tanaman mangrove di Suaka Margasatwa Pulau Rambut

oleh Liputan6dotcom diperbarui 30 Sep 2019, 02:30 WIB
Diterbitkan 30 Sep 2019, 02:30 WIB
Cikalang Christmas (Foto: Fransisca Noni)
Cikalang Christmas (Foto: Fransisca Noni)

Liputan6.com, Jakarta - Satu individu muda Cikalang Christmas (Fregata andrewsi) ditemukan bertengger lemah di perakaran tanaman mangrove di Suaka Margasatwa Pulau Rambut pada 19 September 2019. Petugas menemukannya saat melakukan monitoring di lokasi. Setelah diperiksa, terdapat mata pancing yang mengait di bagian paruhnya.

Menurut Warsajaya, staf BKSDA Jakarta, mata pancing yang berada di paruh langsung dilepaskan. “Namun tidak berapa lama, kami melihat ada benang nylon yang panjang berasal dari dalam tubuh burung, mata pancing yang lain ternyata masuk lebih ke dalam.”

Warsaja menambahkan bahwa mata pancing yang ada di dalam tubuh burung perlu diambil dengan cara dibedah. “Maka harus berkoordinasi dengan dokter hewan dan dibawa ke klinik satwa milik Taman Burung, Taman Mini Indonesia Indah,” imbuhnya.

Menurut Piter Kombo, dokter hewan di Taman Burung Taman Mini Indonesia Indah. mata pancing telah masuk terlalu dalam sehingga harus dilakukan rontgent untuk menentukan langkah pembedahan yang paling tepat.

“Berdasarkan hasil rontgen, mata pancing sudah terlalu dalam dan lama, operasi bisa dilakukan tetapi potensi terjadinya infeksi cukup besar. Namun kami akan tetap melakukan operasi, dan berusaha menyelamatkan burung ini semaksimal mungkin,” jelas Kombo

Operasi berhasil mengeluarkan tali pancing sepanjang 50 cm yang terjebak di usus halus burung. “Operasi berjalan lancar dan hingga saat ini burung masih menjalani masa pemulihan,” ujar Kombo.

Menurut Ida Harwati Kepala Seksi Konservasi Wilayah III BKSDA DKI Jakarta, banyak mata pancing yang sudah tidak digunakan lagi atau lepas dari kailnya dan dapat membahayakan burung laut dan hewan laut lainnya.

“Burung cikalang mengambil makanan yang berupa ikan atau cumi-cumi di permukaan air, dan kemungkinan besar terkena mata pancing secara tidak sengaja sangat besar,” jelas Ida.

Ida menambahkan cikalang christmas termasuk jenis yang terancam (Critically Endangered –CR), dilindungi oleh pemerintah dan populasi di dunia bisa semakin menurun bila kematian disebabkan oleh penangkapan tidak sengaja, terkena mata pancing, atau perburuan.

“Jenis ini berbiak di Australia dan mencari makan dan mengasuh burung muda di Indonesia dengan jumlah paling banyak saat ini di Teluk Jakarta. Kita bisa melindungi bersama cikalang christmas dengan tidak membuang mata pancing yang tidak terpakai ke laut, termasuk sampah,” jelas Ida.

Fransisca Noni (peneliti, kontributor Liputan6.com)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya