Liputan6.com, Jakarta Terpilihnya Ridwan Kamil sebagai Gubernur Jawa Barat membawa sejumlah perubahan. Ya, kini Jawa Barat sedang bertransformasi.
Penerapan digital dan kebijakan yang memudahkan investasi menjadi angin segar dan peluang ekonomi bagi investor dari luar negeri ke provinsi tersebut.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memaparkan kondisi tersebut serta menggambarkan sejumlah peluang ekonomi dan investasi pada sejumlah petinggi perusahaan yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri Osaka di ajang West Java Business Forum di Osaka, Jumat (8/11).
Advertisement
Gubernur Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil mengatakan pihaknya sudah merilis visi Jawa Barat sebagai provinsi digital 10 tahun ke depan, di mana kebijakan pelayanan dipermudah. Selain itu upaya menggerakan ekonomi perkotaan dibarengi dengan penerapan konsep ekonomi digital di pedesaan.
"Kami mendirikan pusat digital desa di kurang lebih 5000 desa untuk membantu warga desa memasarkan produknya ke pasar dunia. Itulah sekilas perubahan-perubahan yang kami lakukan, meski kami populer di mata rakyat tapi ada kebijakan dan inovasi yang rutin kami berikan pada warga kami," papar Gubernur.
Sebagai provinsi yang menjadi tulang punggung ekonomi Nasional, Jawa Barat dengan jumlah penduduk yang besar setiap tahun mampu menjadi provinsi nomer satu yang berhasil terus meningkatkan nilai investasi. Setidaknya 20 persen pengusaha Jepang, menanamkan modalnya di Jawa Barat.
"Ke depan kami akan sangat fokus agar investasi dari Jepang untuk lebih nyaman dan produktif di Jawa Barat," tutur Emil.
Emil memastikan pengusaha Jepang yang hendak berinvestasi ke Indonesia bisa melewati pintu melalui pemerintah Pusat maupun daerah. Jawa Barat berkomitmen akan memberikan kemudahan-kemudahan mengingat pihaknyadi daerah lebih bisa memahami situasi-situasi yang ada di lapangan.
"Silakan datang saja ke provinsi mengetuk pintu kantor kami, kami akan berikan layanan dan kemudahan seperti yang diharapkan," katanya.
Tak hanya investasi, menurutnya Jawa Barat dengan jumlah populasi terbesar juga menjadi pasar yang sangat potensial bagi produk-produk Jepang.
Emil menyakinkan para koleganya di Osaka jika masyarakat Jawa Barat juga sangat produktif selain memiliki akses infrastruktur yang relatif lebih baik di Indonesia. "Ini yang membuat 60 persen industri nyaman berinvestasi di Jawa Barat," katanya.
Sebagai pemimpin pihaknya juga tengah mempersiapkan masyarakat agar bisa menyongsong industry 4.0. pemerintah menurutnya tengah melatih anak-anak muda berbahasa Jepang dan memiliki kemampuan yang sesuai dengan standar internasional dan sesuai kebutuhan Jepang.
"Terpenting, masyarakat kami menyukai budaya Jepang. Saya mendoakan Jepang bisa menjadi mitra nomer 1 Jawa Barat. Menjadi mitra strategis Indonesia melalui pintu Jawa Barat," jelasnya.
Pendiri Foreign Policy Community of Indonesia Dino Pati Djalal memaparkan transformasi yang dilakukan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil adalah potret dari pemimpin yang tak hanya mengandalkan popularitas, namun memiliki juga kebijakan yang solid dan performance yang baik.
"Gubernur Jawa Barat adalah cermin baru politik Indonesia, sosok muda, inovatif, terbuka dan kreatif," katanya dihadapan para mitra bisnis Osaka.
Dia memaparkan bahwa pada 2030 Indonesia akan diprediksi menjadi Negara ekonomi terbesar di dunia nomer 4. Indonesia adalah ekonomi terbesar di Asia Tenggara. Serta memliki jumlah kelas menengah yang besar juga pertumbuhan ekonomi lebih baik dibanding Negara tetangganya.
"Dalam kondisi ini Jawa Barat memiliki posisi yang spesial. Jawa Barat dapat dikatakan sebagai provinsi dengan perekonomian terbesar. Karena itulah, Jawa Barat banyak mendapatkan sorotan nasional dan dunia," kata Dino.
Dengan kebijakan ekonominya, pihaknya menyakinkan pada para pengusaha Jepang bahwa Jawa Barat adalah lokasi terbaik berinvestasi. Menurutnya dengan agenda West Java Business Forum, pihaknya berharap nilai investasi pengusaha Jepang ke Jawa Barat terus nail.
"Ada lebih banyak investasi Jepang ke Indonesia lebih khusus lagi ke daerah, karena masa depan Indonesia ada di daerah bukan Jakarta," katanya.
Penasehat Japan Indonesia Business Asociation Hajime Kinoshita mengatakan Jawa Barat bisa mengambil peluang dari tumbuhnya minat para pengusaha UKM Jepang yang ingin berinvestasi di Indonesia.
Peluang ini menurutnya bisa didapat jika Jawa Barat mampu memberikan arahan dan informasi yang jelas terkait langkah-langkah awal berinvestasi di provinsi tersebut. "UKM Jepang ini mereka ingin membuat usaha sendiri dan mengurus sendiri (perizinannya)."
Dia mengusulkan agar dibuat sebuah forum pertukaran informasi untuk memudahkan pengusaha Jepang yang baru ingin berinvestas.
Pihaknya juga mendorong agar peran Kadin Jawa Barat bisa lebih optimal dalam menjembatani kemudahan-kemudahan berinvestasi.
"Ini cara win-win solution investor Jepang, bagaimana cara masuk pertama kali UKM Jepang ke Indonesia."
(*)