Â
Liputan6.com, Jakarta Kasidah merupakan kesusastraan Arab yang biasanya dilagukan. Berkaitan dengan hal itu, Pemerintah Provinsi Jabar ingin membangkitkan seni kasidah karena eksistensinya dinilai menurun.Â
Demikian dikatakan Wakil Gubernur Jawa Barat (Jabar) Uu Ruzhanul Ulum. Menurut Uu, seni kasidah kini sudah tergeser oleh kesenian modern seperti electone atau dangdut.
Advertisement
Apalagi, Uu berujar Jabar adalah provinsi religius sehingga sudah sepatutnya mengembangkan seni budaya Islam seperti kasidah.
"Dulu kalau di kampung-kampung setiap ada hajatan pasti ada kasidah atau di acara tabligh akbar selalu diawali kasidah. Tapi hari ini, kasidah sudah tergeser oleh electone dangdut dan kesenian lain," kata Uu usai membuka Festival Seni Qasidah Tingkat Provinsi Jabar Tahun 2019 di kampus UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Kota Bandung, Senin (11/11).
Untuk membangkitkan kembali seni kasidah, Uu mengatakan pihaknya sudah berdiskusi dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) terkait penyusunan rencana aksi seperti menggelar festival-festival kasidah setiap bulannya di berbagai kabupaten/kota di Jabar.
"Kami sudah bicara dengan Kepala Disparbud Bapak Dedi Taufik bagaimana caranya agar kita bisa membangkitkan seni kasidah di Jabar dan harus kembali populer," kata Uu.
Melalui Festival Seni Qasidah Tingkat Provinsi Jabar Tahun 2019 di kampus UIN Sunan Gunung Djati, Uu pun berharap kasidah di provinsi dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia ini semakin berkembang dan muncul grup kasidah baru yang disukai masyarakat.
"Dulu, grup kasidah terkenal yaitu Nasida Ria dari Semarang, (dari) Tasikmalaya pun ada yaitu Almanar dan banyak lagi. Kenapa tidak dari grup kasidah yang sekarang ikut festival ini lahir grup kasidah andal, populer, dan disukai masyarakat?" ujarnya.
Menurut Ketua Lembaga Seni Qasidah Indonesia (LASQI) Jawa Barat Eni Sumarni selaku penyelenggara Festival Seni Qasidah Tingkat Provinsi Jabar Tahun 2019, festival tersebut tak hanya menjadi ajang silaturahmi antara penggemar kasidah tetapi juga bahan evaluasi untuk mengukur sejauh mana kemampuan grup kasidah di Jabar.
"Ini juga ada unsur hiburannya," kata Eni.
Adapun Festival Seni Qasidah Tingkat Provinsi Jabar Tahun 2019 ini diikuti oleh peserta dari 27 kabupaten/kota se-Jabar yang saling beradu alunan lagu dari 11 hingga 13 November 2019 di kampus UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Eni menambahkan, pemenang pada festival kasidah paling bergengsi se-Jabar ini akan dilombakan kembali untuk mengikuti festival seni kasidah tingkat nasional di Kota Ambon, Provinsi Maluku, masih di tahun yang sama.
"Festival ini juga jadi ajang seleksi untuk ikut di tingkat nasional," ujar Eni mengakhiri.
Â
(*)
Â