Menteri-Menteri Jokowi Bakal Jalan Kaki dari Keraton Yogyakarta sampai UGM, Ada Apa?

Nitilaku adalah pawai budaya sebagai simbolisasi sejarah UGM yang berawal dari Keraton Yogyakarta.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 14 Des 2019, 05:00 WIB
Diterbitkan 14 Des 2019, 05:00 WIB
Nitilaku UGM
Nitilaku kembali digelar pada Minggu, 15 Desember 2019 untuk memperingari lustrum ke-14 UGM. (Liputan6.com/ Switzy Sabandar)

Liputan6.com, Yogyakarta - Nitilaku adalah acara tahunan yang diselenggarakan oleh Pengurus Pusat Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (PP Kagama) untuk merayakan Dies Natalis dan Lustrum UGM. Pada Lustrum ke-14 UGM kali ini, nitilaku kembali diadakan pada Minggu, 15 Desember 2019.

Nitilaku adalah pawai budaya sebagai simbolisasi sejarah UGM yang berawal dari Keraton Yogyakarta. Kegiatan tapak tilas sarat kultural dan historis ini diikuti oleh civitas dan alumni UGM dari seluruh Indonesia.

Tidak terkecuali, sejumlah menteri pemerintahan Jokowi yang tergabung dalam Kabinet Indonesia Maju. Sebut saja, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, serta Menkopolhukam Mahfud Md.

"Para menteri yang berpartisipasi masuk dalam undangan VVIP dan mereka adalah alumni UGM," ujar Paripurna Poerwoko Sugarda, Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Alumni UGM sekaligus Ketua Lustrum ke-14 UGM, dalam jumpa pers di UGM, Jumat (13/12/2019).

Ia menyebutkan, para menteri yang hadir juga akan memberikan hiburan kepada peserta pawai budaya dan masyarakat melalui kemampuan mereka bermusik sebagai Elek Yo Band dalam acara hiburan sesudah acara nitilaku.

Rektor UGM Panut Mulyono menuturkan nitilaku bertujuan untuk mengingatkan kembali tentang tujuan dan jati diri UGM sebagai kampus kebangsaan. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi ajang bertemu para alumni.

"Di acara ini para alumni bisa bertemu, walaupun berbeda pandangan politik, etnis, tetapi bisa bersama-sama merefleksikan diri lewat nitilaku," ucap Panut.

 

Konsep Street Festival

Nitilaku UGM
Nitilaku kembali digelar pada Minggu, 15 Desember 2019 untuk memperingari lustrum ke-14 UGM. (Liputan6.com/ Switzy Sabandar)

Ketua Nitilaku, Hendrie Adji Kusworo, mengungkapkan pelaksanaan nitilaku tahun ini berusaha membawa sesuatu dari masa lalu ke dalam konteks kekinian. Kegiatan utama dari nitilaku melalui pawai alegoris dengan tema besar kebudayaan wayang dan semangat perjuangan.

"Tantangan kami adalah menerjemahkan pesan-pesan itu dalam format pawai alegoris,” tuturnya.

Melalui tema ini, peserta nitilaku akan mempresentasikan kostum-kostum wayang, baju khas daerah, dan kostum perjuangan. Unsur kebudayaan dan semangat berbangsa serta bernegara akan dimunculkan melalui parade kostum tradisional dan atraksi seni budaya nusantara.

Titik awal nitilaku di pagelaran Keraton Yogyakarta. Rombongan peserta akan berjalan mulai pukul 05.30 WIB. Acara ini dibuka oleh Sri Sultan HB X, Rektor UGM, dan ketua PP Kagama Ganjar Pranowo.

Format street festival lekat dengan nitilaku sejak 2016. Peserta bisa menikmati aneka hiburan dan makanan di area Balairung UGM.

Nitilaku kembali digelar pada Minggu, 15 Desember 2019 untuk memperingari lustrum ke-14 UGM. (Liputan6.com/ Switzy Sabandar)

Selain band dari para menteri, panggung kesenian akan diisi oleh Speed Painting, pameran lukisan dari KBS Nitirupa, tari Wira Pertiwi, The Dean Band, dan Didi Kempot.

"Semua penampil membawakan nuansa kebudayaan dengan semangat perjuangan," kata Adji.

Balairung UGM merupakan titik akhir dari pawai kebangsaan. Resepsi di area Balairung UGM ini menjadi bentuk perayaan atas perpindahan UGM ke Kampus Bulaksumur sekaligus merayakan keberagaman Indonesia. Beragam kuliner nusantara akan disuguhkan untuk dinikmati semua orang.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya