Kisah Haru Pengabdian Guru SMP di Garut hingga Akhir Hayat

Dengan penuh tanggung jawab, Yusuf, salah seorang guru di Garut, lebih memilih mengisi e-rapot dengan kondisi sakit, hingga akhirnya meninggal dunia.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 18 Des 2019, 13:00 WIB
Diterbitkan 18 Des 2019, 13:00 WIB
Nampak mobil ambulance keluar dari SMPN 2 Pangatikan membawa, mediang Yusup, yang meninggal setelah mengisi e-Rapot
Nampak mobil ambulance keluar dari SMPN 2 Pangatikan membawa, mediang Yusup, yang meninggal setelah mengisi e-Rapot (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut - 'Hiduplah dengan mulia atau mati dengan syahid,' demikian gambaran Yusuf (58), Wakil Kepala SMPN 2 Pangatikan, Garut, Jawa Barat, yang meninggal saat bertugas mengisi e-Rapor.

Dengan penuh tanggung jawab, salah satu guru perintis di tempat mengabdinya selama ini, memilih mengisi nilai siswa didiknya dengan kondisi tubuh yang tengah sakit.

"Sudah empat hari enggak ke sekolah," ujar Kepala SMPN 2 Pangatikan, Juhanda, Selasa (17/12/2019).

Menurutnya, kabar meninggalnya Yusuf cukup mengagetkan pihak sekolah. Apalagi, sejak pekan lalu, guru dengan empat putra tersebut, izin tidak masuk sekolah dengan alasan sakit.

"Minggu malam telepon, katanya siap ke sekolah hari Senin. Soalnya harus cepat diisi e-Rapornya," kata dia.

Sebelum meninggal, Yusuf sempat mengeluh pusing hingga dibawa istirahat ke ruang kepala sekolah. "Meninggalnya jam 9 pagi di ruang kepala sekolah," kata dia.

Selain mengajar, Yusuf juga dikenal sebagai operator di sekolah yang bertanggung jawab memasukan data akademik para siswa SMPN 2 Pangatikan.

"Almarhum yang merintis SMPN 2 Pangatikan, sempat jadi Plt kepala sekolah juga," kata dia.

Juhanda mengakui, sebelum ajal menjemput, Yusuf memang diketahui memiliki riwayat penyakit asal lambung, bahkan sebelumnya meninggal sempat mengeluh sakit di dada.

Kekurangan Pengajar

Salah satu foto mediang Yusuf, salah satu pengajar SMPN 2 Pangatikan di Garut, yang meninggalkan saat mengisi e-rapot
Salah satu foto mediang Yusuf, salah satu pengajar SMPN 2 Pangatikan di Garut, yang meninggalkan saat mengisi e-rapot (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Sepeninggal mendiang Yusuf (58), Wakil Kepala SMPN 2 Pangatikan, yang meninggal saat mengisi e-Rapor, SMPN  Pangatikan kekurangan guru dengan status Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Juhanda mengatakan, mendiang Yusuf memang menjadi guru teladan, ia menjadi pengajar senior di sekolah itu, sejak berpisah dari sekolah induk SMP Pangatikan.

"Beliau merintis sampai berdirinya SMPN 2 Pangatikan," ujarnya.

Saat ini, total guru SMPN 2 Pangatikan berjumlah 14, tetapi dari jumlah itu hanya dia dan Yusuf, yang berstatus PNS sedangkan 12 guru sisanya masih berstatus honorer.

"Beliau enggak mau jadi kepala sekolah, katanya sudah tua dan mau mengabdi di SMPN 2 Pangatikan," kata dia.

Selama mengabdi di SMPN 2 Pangatikan, Yusuf dikenal sebagai guru teladan dan bertanggung jawab atas semua tugas yang diberikan. "Dia meninggalkan seorang istri dan empat anak, yang bungsunya masih sekolah di SMA 11 Garut,” ujar dia.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya