Kasus DBD Meningkat di Sikka, Pasien Tidur di Lorong UGD

Di UGD pasien, membludak, ada pasien yang tidur di lorong-lorong UGD, sehingga saat ini pihak rumah sakit membuka ruangan baru untuk tempat rawat inap pasien DBD.

oleh Dionisius Wilibardus diperbarui 27 Feb 2020, 14:00 WIB
Diterbitkan 27 Feb 2020, 14:00 WIB
Kasus DBD di Sikka NTT Meningkat
Pasien DBD di rawat di ruangan UGD RSUD TC.Hillers Maumere. (Liputan6.com/Dionisius Wilibardus)

Liputan6.com, Sikka - Jumlah kasus Demam Berdarah Dengue atau DBD di kabupaten Sikka, provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) meningkat drastis sepanjang tahun 2020 sejak bulan Januari. Hal ini membuat 3 rumah sakit di daerah ini dibanjiri pasien DBD.

Sebanyak 43 tenaga kesehatan dari puskesmas yang ada di kabupaten Sikka pun harus ditugaskan sementara di 3 rumah sakit tersebut.

Di antara 43 penambahan tenaga medis perawat tersebut 25 orang tenaga medis ditugaskan sementara di RSUD TC Hillers, 5 orang tenaga medis ditugaskan di Rumah Sakit Kewapante 5, dan 13 orang tenaga medis ditugaskan di Rumah Sakit St Elisabeth Lela.

"Jumlah pasien DBD yang meninggal saat ini sudah mencapai 7 orang dan sampai saat ini jumlah pasien DBD sudah mencapai 861," ungkap Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka, Petrus Herlemus, Senin (24/2/2020) siang.

Pasien meninggal yang ketujuh merupakan seorang anak berusia 15 tahun. Penyebab meninggal karena orangtua terlambat membawa ke fasilitas kesehatan. Terakhir, pemeriksaan di Klinik Go kemudian selanjutnya ke Puskesmas Bola dengan kondisi syok dan langsung dirujuk ke RS TC Hillers, dan meninggal Minggu, 23 Februari 2020, malam.

Dia mengatakan, saat ini Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka tetap siaga 1X24 jam dan tetap melakukan pemeriksaan. Jika terdapat tanda-tanda bahaya pada diri korban maka akan dirujuk ke rumah sakit.

"Untuk sementara rumah sakit sudah over kapasitas dan kita sudah sampaikan untuk tetap optimalisasi, sehingga sudah dibantu penambahan tenaga kesehatan dan penambahan tempat tidur pasien," dia menambahkan.

 

Daya Tampung RS Minim

Kasus DBD di Sikka NTT Meningkat
Ruangan transit pasien di RSUD TC Hillers Maumere. (Liputan6.com/Dionisius Wilibardus)

Semua tenaga kesehatan yang diperbantukan ke tiga rumah sakit tersebut merupakan tenaga kesahatan dari seluruh puskesmas yang ada di Kabupaten Sikka dan tenaga kesehatan yang ada di Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka.

"Di Kabupaten Sikka KLB Demam Berdarah sudah masuk tahap ke-3 terhitung dari mulai KLB tanggal 22 Januari sampai dengan tanggal 8 Maret 2020," ujarnya.

Pihaknya akan tetap siaga karena DBD merupakan penyakit berbasis lingkungan, sehingga pencegahannya bisa dengan menggerakan masyarakat untuk melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Dengan begitu, bisa menekan angka kematian akibat DBD.

Dia menambahkan pihaknya sudah memberitahukan kepada pimpinan daerah kabupaten sikka untuk menggerakan seluruh OPD dan Lintas Sektor untuk melakukan gerakan PSN massal seluruh masyarakat melalui instruksi Bupati Sikka.

Untuk semua puskesmas, sebutnya, jangan sampai ada pasien DBD yang meninggal saat dirawat di puskesmas.

"Saat ini kasus DBD yang paling tinggi berada di wilayah kecamatan Magepanda dengan jumlah 157 pasien, kecamatan Nita sudah mencapai 100 pasien, dan yang sangat meningkat saat ini adalah 3 kecamatan yang ada di wilayah kota yaitu kecamatan Alok, kecamatan Alok Barat, Kecamatam Alok Timur, kecamatan Talibura, dan kecamatan Bola," dia memungkasi.

Berdasarkan pantauan Liputan6.com, jumlah pasien di RSUD TC Hillers Maumere Senin (24/2/2020) semakin meninggkat sehingga pihak rumah sakit harus menambah tenaga kesehatan, tempat tidur pasien, dan ruangan pasien.

Di UGD pasien, membludak, ada pasien yang tidur di lorong-lorong UGD, sehingga saat ini pihak rumah sakit membuka ruangan baru untuk tempat rawat inap pasien DBD.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya