Liputan6.com, Bandung - Sejumlah kepala daerah di Jawa Barat masih menunggu hasil tes proaktif virus Corona untuk tahu apakah mereka terjangkit Covid-19 atau tidak. Sejauh ini, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan hasil tes tersebut belum keluar.
Emil telah meminta empat kepala daerah di Kabupaten Bogor, Kota Depok, Kota Bandung dan Kota Bekasi mengikuti tes proaktif virus Corona atau Covid-19. Hal itu dilakukan atas dasar penyebaran wabah virus asal Wuhan, China ini di Jabar.
Tes yang dilakukan pihak Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda Jabar) itu sebelumnya pernah diikuti Wali Kota Bogor Bima Arya. Belakangan Bima Arya dinyatakan positif virus Corona atau Covid-19.
Advertisement
Baca Juga
"Saya belum ada kabar terkait kepala daerah yang melakukan tes. Karena kan antreannya banyak. Tapi pasti tiap hari saya sampaikan," ujar Emil di Gedung Pakuan, Kota Bandung.
Emil juga mengatakan, selain kepala daerah yang mengikuti tes proaktif Covid-19, Pimpinan Pondok Pesantren Darut Tauhid Abdullah Gymnastiar atau biasa dipanggil Aa Gym ikut melakukan tes.
"Saya laporkan juga kemarin Aa Gym dites. Alhamdulillah hasilnya negatif. Yang lain-lain belum ada beritanya," katanya.
Seperti diketahui, Pemerintah Provinsi Jabar telah melaksanakan tes proaktif Covid-19 dengan metode polymerase chain reaction (PCR). Hasil dari tes tersebut dapat mengetahui seseorang positif atau negatif corona dalam waktu yang relatif singkat.
"Kalau tes yang kita lakukan dengan metode PCR. Sampel swab diambil dari hidung dan tenggorokan. Hasilnya jauh lebih akurat," kata Emil.
Emil menjelaskan, hasil tes proaktif Corona yang dilakukan di Labkesda Jabar sudah diakui Kementerian Kesehatan. Ada sekitar 500 alat tes yang disediakan Labkesda.
"Datanya diakui Kemenkes, masuk dalam daftar harian," ucapnya.
Emil mengaku akan menambah alat tes Corona sebagai tindak lanjut tes proaktif tahap kedua. Dia menargetkan 10 ribu orang dalam pengawasan (ODP) menjalani tes.
"Ini juga sedang kita beli tapi barangnya, tapi belum datang dari Korea Selatan. Kita sedang membuat kriteria siapa yang didahulukan melakukan tes itu. Tentunya tidak semua bisa semua orang, didahulukan kepada pola-pola yang harus diwaspadai," ujarnya.