Penjelasan Ahli Farmakologi soal Keampuhan Kunyit dan Temulawak Cegah Corona Covid-19

Dekan Sekolah Farmasi ITB Prof Daryono Hadi Tjahjono menjelaskan manfaat tanaman kunyit dan temulawak sebagai salah satu cara untuk membantu pencegahan virus Corona Covid-19.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 21 Mar 2020, 12:00 WIB
Diterbitkan 21 Mar 2020, 12:00 WIB
Kunyit
Ilustrasi Kunyit (iStockphoto)​

Liputan6.com, Bandung - Dekan Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung (ITB) Prof Daryono Hadi Tjahjono menjelaskan manfaat tanaman herbal seperti kunyit dan temulawak sebagai salah satu cara untuk membantu pencegahan Corona Covid-19.

Dalam keterangan laman resmi ITB, Daryono mengatakan bahwa kunyit atau Curcuma longa L mengandung senyawa metabolit bahan alam berupa kurkumin yang dilaporkan memiliki potensi terapeutik yang beragam seperti antibiotik, antiviral, antioksidan, antikanker, dan untuk penanganan penyakit alzheimer.

"Kurkumin atau turunannya yaitu kurkuminoid juga terdapat pada temulawak, jahe, dan tanaman sejenis. Selain senyawa kurkuminoid, terdapat puluhan senyawa kimia lain yang terkandung di dalam tanaman tersebut," katanya.

Daryono menjelaskan, masyarakat secara umum memanfaatkan tanaman tersebut dalam kehidupan sehari-hari dan aman dalam penggunaannya. Selain sebagai bumbu masak, tanaman tersebut juga menjadi bahan baku jamu, dan obat herbal terstandarkan. 

Berbagai penelitian farmakologi telah dilakukan terhadap kurkumin. Namun, salah satu yang menjadi perhatian saat ini adalah pengaruh kurkumin terhadap penyembuhan Covid-19. Hal ini diketahui sejak terjadi endemi penyakit SARS pada 2003 silam.

Daryono menjelaskan, reseptor yang berperan (SARS-CoV-2) adalah angiotensin converting enzyme 2 (ACE2). ACE2 dapat berada dalam bentuk fixed (menempel di sel) dan soluble (tidak menempel pada sel).

"Penelitian terhadap senyawa kurkumin baik sebagai senyawa tunggal atau murni dilaporkan meningkatkan ACE2 pada hewan uji tikus. Namun belum ada studi hubungan langsung terhadap infeksi virus Corona," ucapnya.

Agar keperluan terapi menggunakan kurkumin dapat tercapai, Daryono berharap banyak ACE2 yang bebas (soluble). Sehingga akan mencegah virus Corona menempel pada sel yang secara langsung akan mencegah terjadinya infeksi.

Dia juga menjelaskan, secara empiris gabungan kandungan senyawa kimia dari tanaman tersebut bermanfaat sebagai imunomodulator untuk menjaga daya tahan tubuh. Efek farmakologi gabungan senyawa kimia (multi compound) dalam tanaman tersebut tentu bisa berbeda dengan efek farmakologi senyawa kurkumin secara tunggal (single compound).

Dalam kaitannya dengan Covid-19, penggunaan tanaman tersebut baik secara tunggal maupun gabungannya bisa membantu dalam meningkatkan daya tahan tubuh sebagai imunomodulator. Oleh karena itu, pemanfaatan kunyit, temulawak atau jahe sebagai jamu, obat herbal terstandarkan, atau suplemen minuman adalah aman. 

"Manfaat kurkumin terhadap penyembuhan Covid-19 tentu masih memerlukan pembuktian melalui penelitian lanjutan. Diperlukan kerja keras dari berbagai pihak seperti peneliti, industri farmasi, dan pemerintah Indonesia dalam pengembangan tanaman-tanaman tersebut hingga menjadi obat fitofarmaka sebagai antivirus terhadap Covid-19," ujar Daryono.

Simak video pilihan di bawah ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya