Pemprov Jabar Rilis Transportasi Massal MJT, Cek Rute dan Tarifnya

Layanan ini dijadwalkan mulai beroperasi pada 1 Januari 2025, dengan pengelolaan oleh PT Jasa Sarana, BUMD Provinsi Jawa Barat.

oleh Dikdik Ripaldi diperbarui 03 Jan 2025, 14:00 WIB
Diterbitkan 03 Jan 2025, 14:00 WIB
Transportasi massal Metro Jabar Trans (MJT), Bandung.
Transportasi massal Metro Jabar Trans (MJT). (Dok. Pemprov jabar).

Liputan6.com, Bandung - Memasuki tahun baru 2025 ini, Pemerintah Provinsi Jawa Barat meluncurkan transportasi massal Metro Jabar Trans (MJT) yang akan beroperasi di wilayah Cekungan Bandung. MJT merupakan rebranding dari Bus Rapid Transit (BRT). 

Pelaksana Harian Dinas Perhubungan Jawa Barat, Ade Afriandi, menyampaikan, rebranding ini merupakan langkah strategis untuk menanamkan citra positif pada layanan transportasi massal di Jawa Barat.

“Rebranding Metro Jabar Trans hadir sebagai jawaban atas kebutuhan masyarakat terhadap transportasi publik yang nyaman, terjangkau, dan andal. Kami berharap layanan ini menjadi kebanggaan warga Bandung Raya dan Jawa Barat,” ujar Ade dalam keterangannya di Bandung (31/12/2024).

Metro Jabar Trans mencakup enam rute utama di wilayah Cekungan Bandung, yaitu:

1. Leuwipanjang – Soreang

2. Kota Baru Parahyangan – Alun-alun Bandung

3. BEC – Baleendah

4. Leuwipanjang – Dago

5. Dago – Jatinangor

6. Leuwipanjang – Majalaya

Ade menyampaikan, terdapat 85 unit bus. Sementara, tarif yang diberlakukan sangat terjangkau, yakni Rp4.900 untuk umum dan Rp2.000 untuk pelajar dan lansia.

 

Beroperasi 1 Januari 2025

Layanan ini dijadwalkan mulai beroperasi pada 1 Januari 2025, dengan pengelolaan oleh PT Jasa Sarana, BUMD Provinsi Jawa Barat. Pembiayaannya bersumber dari APBD Jawa Barat, memastikan keberlangsungan pelayanan kepada masyarakat di wilayah Cekungan Bandung. 

Penjabat Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin mengatakan, MJT adalah langkah awal menuju sistem transportasi yang terintegrasi. “Selain itu, kami juga tengah mengupayakan proyek KRL Padalarang-Cicalengka untuk mendukung konektivitas yang lebih baik”.

"Nanti diatur, ada pengaturan ulang pergerakan angkutan tidak akan ada yang bersama-sama di satu jalan (dengan MJT). Jadi misalnya di situ sudah ada MJT, berarti angkotnya hanya sebagai feeder atau kebalikan. Jadi jalur utamanya bus dan pendukungnya itu oleh angkot," imbuh Bey. 

Bey meminta seluruh stakeholders yang berkecimpung dalam program MJT dapat menghadirkan halte yang inklusif bagi penyandang disabilitas di Jawa Barat. 

"Saya minta haltenya betul-betul dipertimbangkan untuk saudara kita yang difabel dan jangan sekali dibangun sudah lupa. Banyak sekali cerita-cerita kita hanya bisa bikin halte, tapi ketika sudah jadi nggak dipakai. Jadi harus terus berjalan," tandasnya. 

Koridor Metro Jabar Trans (MJT) masih menggunakan yang ada, yakni sebanyak lima koridor yang telah berjalan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya