Liputan6.com, Jakarta Harga minyak mentah dunia mengalami penurunan lebih dari 1% pada Rabu (8/1) akibat penguatan dolar AS dan lonjakan persediaan bahan bakar di Amerika Serikat minggu lalu. Kondisi ini membalikkan kenaikan harga minyak sebelumnya yang didorong oleh pengetatan pasokan dari Rusia dan negara anggota OPEC lainnya.
Advertisement
Baca Juga
Dikutip dari CNBC, kamis (9/1/2024), harga minyak mentah Brent turun 78 sen atau 1,05%, menjadi USD 73,47 per barel pada pukul 14:25 waktu ET. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) juga melemah 78 sen atau 1,05%, ke level yang sama, USD 73,47 per barel.
Advertisement
Sebelumnya, kedua acuan harga tersebut sempat naik lebih dari 1% di awal sesi perdagangan.
Lonjakan Persediaan BBM AS
Data Administrasi Informasi Energi AS (EIA) yang dirilis pada Rabu menunjukkan lonjakan besar dalam persediaan bahan bakar AS minggu lalu, meskipun stok minyak mentah turun akibat aktivitas penyulingan yang lebih tinggi.
- Stok bensin meningkat sebesar 6,3 juta barel menjadi 237,7 juta barel, jauh di atas ekspektasi analis dalam survei Reuters yang memperkirakan kenaikan hanya 1,5 juta barel.
- Stok distilat, termasuk solar dan bahan bakar pemanas, naik 6,1 juta barel menjadi 128,9 juta barel, dibandingkan prediksi kenaikan 600.000 barel.
- Stok minyak mentah justru turun 959.000 barel menjadi 414,6 juta barel, lebih besar dari perkiraan analis yang memproyeksikan penurunan 184.000 barel.
Menurut Josh Young, Chief Investment Officer di Bison Interests, jika dalam beberapa minggu ke depan terjadi peningkatan persediaan produk minyak secara substansial, hal ini dapat menjadi kekhawatiran.
"Namun, di sisi lain, cuaca dingin dapat membatasi pasokan minyak mentah dan meningkatkan permintaan untuk bahan bakar pemanas,” terangnya.
Imbas Penguatan Dolar AS
Penguatan dolar AS memberikan tekanan tambahan pada harga minyak dengan membuatnya lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
“Minyak mentah mengalami penurunan kecil setelah penguatan dolar yang dipicu laporan bahwa Trump sedang mempertimbangkan untuk menyatakan keadaan darurat ekonomi nasional guna mendukung tarif universal,” ujar Ole Hansen, analis dari Saxo Bank.
Penurunan Produksi OPEC Membatasi Penurunan HargaPenurunan produksi minyak dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) pada Desember turut membatasi kerugian harga minyak.
Setelah dua bulan mengalami peningkatan, produksi OPEC turun akibat perawatan lapangan minyak di Uni Emirat Arab, yang mengimbangi kenaikan produksi di Nigeria dan beberapa negara anggota lainnya.
Advertisement