Sarapan Pagi dengan Sate Menthok dan Becek Kuliner Khas Bumi Wali

Sate Menthok dan Becek Sor Sawo menjadi warung kuliner yang perlu Anda kunjungi saat berada di Tuban, Jawa Timur.

oleh Ahmad Adirin diperbarui 31 Mar 2020, 06:00 WIB
Diterbitkan 31 Mar 2020, 06:00 WIB
Sate Menthok
Sate Menthok dan Becek Sor Sawo menjadi warung kuliner yang perlu Anda kunjungi saat berada di Tuban, Jawa Timur. (Liputan6.com/ Ahmad Adirin)

Liputan6.com, Tuban - Sate Menthok dan Becek Sor Sawo menjadi warung kuliner yang perlu Anda kunjungi saat berada di Tuban, Jawa Timur. Warung yang berlokasi di Jalan Majapahit, Gang Buyung, Kelurahan Karang, Kecamatan Semanding, Tuban Kota, ini tak pernah sepi dari pengunjung. 

Para pencinta kuliner sudah mengakui kelezatan dan kesedapan rasa sate dan becek (sejenis gulai) di warung yang sudah ada sejak 1994 itu.

Rochim, seorang pengunjung kepada Liputan6.com mengatakan, sate menthok dan gulai yang disajikan warung itu rasanya maknyus dan bikin ketagihan. Baginya, sate mentok dan becek merupakan kuliner wajib yang harus disantap saat ada rezeki lebih. Selain harganya terjangkau, konsumen juga dapat merasakan suasana pedesaan di warung tersebut.

"Setahuku hanya ada satu warung khas sate mentok dan becek ini saja di Tuban, saya sering ke sini," katanya. 

Pemilik warung sate menthok dan becek Sor Sawo, Supri (62) mengaku, usaha kulinernya telah bertahan selama 24 tahun. Sekalipun silih berganti, menu kuliner miliknya tak membuat usahanya lesu.

Supri menuturkan, sejak awal tahun 1994 pria asli Karang itu tak pernah merubah menu yang dihidangkan kepada para pengunjung warung, yakni sate menthok dan becek menjadi andalannya, saat disantap bersama nasi jagung maupun nasi putih.

Jenis sajian minuman yang disediakan warung tersebut bervariasi. Mulai air mineral, teh botol, hingga air Nira atau Legen khas kabupaten yang juga memiliki juluk Kota Seribu Goa.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

Harga yang Terjangkau

Sate Menthok
Proses pembuatan sate menthok di warung Sor Sarwo, Tuban, Jawa Timur. (Liputan6.com/ Ahmad Adirin)

Bagi yang ingin menyantap 10 tusuk sate, pengunjung cukup mengeluarkan kocek Rp30 ribu. Sate baru dibakar ketika ada yang pesan agar rasanya 'maknyus' ketika dipadukan dengan kecap, sambal ditambah irisan tomat dan bawang merah.

Sedangkan becek menthok nya juga tak kalah menggiurkan. Satu porsi hanya Rp15 ribu dan boleh nambah lagi selama stok masih ada di dapur warung. Rata-rata pengunjung dengan lahap, menghisap sumsum dalam tulang mentok.

"Harga sate maupun becek menyesuaikan harga mentok (enthok) di pasaran," terang pria berpenghasilan bersih lebih dari Rp500 ribu per- harinya itu.

Supri menceritakan, dulu di awal dia buka warung, mentok per ekor cuma Rp6 ribu per ekornya. Sekarang, kata dia, sudah Rp125 ribu per ekornya.

"Harga sate mentok dulu jualnya dua ribu rupiah per 10 tusuknya, dan becek hanya seribu rupiah per porsinya," ungkapnya.

"Per hari rata-rata habiskan 10 ekor menthok. Kalau saat liburan mayoritas pembeli dari luar kota," imbuh pria yang memiliki omset Rp 3 juta lebih per harinya itu membeberkan.

Lokasinya mudah dijangkau bagi yang ingin menikmati kelezatannya. Dari Rumah Sakit Medika Tuban, lurus ke selatan kemudian ada gapura kecil lalu belok lah ke kanan. Setelah melewati jembatan kecil dan melihat asap warung orang membakar sate di situlah sate dan becek menthok satu-satunya di Tuban itu diolah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya