Sebaran Klaster Ponpes Temboro di Madiun Mengkhawatirkan

Total ada 104 santri warga Kabupaten Madiun yang pulang dari Ponpes Temboro melakukan rapid test.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Apr 2020, 17:02 WIB
Diterbitkan 26 Apr 2020, 17:02 WIB
Liputan 6 default 3
Ilustraasi foto Liputan 6

Liputan6.com, Madiun - Sebaran klaster pondok pesantren Temboro Magetan makin mengkhawatirkan. Pemerintah Kabupaten Madiun, Jawa Timur menemukan sebanyak 10 warganya, yang merupakan santri di ponpes tersebut, menunjukkan hasil reaktif saat rapid test virus corona (Covid-19).

"Total hingga Sabtu tanggal 25 April 2020 ada 104 santri warga Kabupaten Madiun yang pulang dari Ponpes Temboro dan dilakukan 'rapid test'. Hasilnya, dari 104 anak tersebut, ada 10 yang reaktif dan lainnya negatif," kata Bupati Madiun Ahmad Dawami, Minggu (26/4/2020).

Menurut Dawami, kondisi ke-10 santri tersebut baik dan telah menjalani isolasi di rumah sakit Kabupaten Madiun yang menjadi rujukan penanganan Covid-19.

Ia menjelaskan bahwa hasil pemeriksaan rapid test itu bukan diagnosis, namun sebatas "skrining". Karena itu, perlu dilakukan tes lanjutan, sehingga bisa diketahui apakah santri tersebut positif corona atau tidak.

"Terhadap santri yang reaktif telah dilakukan tes 'swab' untuk memastikan masing-masing bersangkutan positif terinfeksi corona atau tidak," katanya.

Pihaknya meminta warga Kabupaten Madiun untuk tetap tenang dan tidak panik dengan kepulangan para santri Temboro.

Menurut dia yang terpenting adalah warga mengikuti protokol kesehatan, seperti selalu menerapkan hidup bersih dan sehat, rajin mencuci tangan pakai sabun di air mengalir, memakai masker, dan menjaga jarak.

Sesuai data, jumlah pasien positif Covid-19 di Kabupaten Madiun hingga kini mencapai empat orang. Dari jumlah itu, dua orang telah dinyatakan sembuh. Sementara jumlah orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 281 orang dan PDP 20 orang.

"Jumlah ODP meningkat karena disumbang dari para santri warga Kabupaten Madiun yang pulang dari Temboro. Meski hasil tes cepatnya negatif, mereka tetap dipantau karena berpotensi masuk dalam klasifikasi orang tanpa gejala (OTG)," katanya menambahkan.

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Simak juga video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya