Liputan6.com, Palembang - Kematian BS (36), warga Kelurahan 2 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu (SU) I PalembangSumatera Selatan (Sumsel) pada Minggu (26/7/2020) kemarin, menorehkan luka yang dalam ke YAN (65).
YAN sendiri merupakan ibu kandung korban, yang tak henti-hentinya menangis di samping jasad anaknya. Dia tidak menyangka, hanya karena uang Rp10.000, nyawa BS melayang di tangan DA (20).
Kesedihan kian pilu ketika YAN mengingat sosok anaknya yang bekerja keras sebagai tulang punggung keluarga.
Advertisement
Baca Juga
"Dia kerja setiap hari untuk kebutuhan hidu keluarga, jadi buruh bangunan dan ojek. Apapun dia lakukan untuk keluarga," ucapnya, Selasa (28/7/2020).
BS sendiri mempunyai dua orang anak, yaitu anak laki-laki yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) dan anak perempuan yang sekolah di tingkat SMP di Palembang.
Setelah ditinggal cerai istrinya, BS kian giat mencari uang untuk kebutuhan kedua anaknya. Bahkan di beberapa tahun terakhir, korban juga harus menanggung kebutuhan ayahnya AZ (70).
Ayah korban yang menderita sakit tifus dan hanya terbaring lemah di rumah, juga membutuhkan biaya berobat.
"Bapaknya sakit. Kemudian dua cucu saya ini masih sekolah SD dan SMP. Mereka masih butuh kasih sayang orang tua mereka," ungkapnya.
Sebelumnya, YAN tidak mendapatkan firasat apa pun terkait anaknya. Namun hatinya gelisah, ketika korban tak kunjung pulang hingga larut malam.
Pada Minggu dini hari sekitar pukul 01.00 WIB, YAN mendapat kabar jika korban terkapar di jalan, dengan kondisi berlumuran darah.
"Saya kaget, kenapa anak saya disakiti orang. Sedih rasanya. Padahal tidak ada firasat apa pun sebelumnya. Kasihan anak-anaknya, kami ingin pelaku dihukum setimpal," ungkapnya.
Aksi penganiayaan berujung maut yang dilakukan DA ke BS, ternyata menguak fakta lainnya. Ternyata DA merupakan residivis kasus pencurian dan kepemilikan senjata tajam (sajam) di Palembang.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini :
Baru Keluar Penjara
"Saya baru 4 bulan keluar penjara. Sebelumnya dipenjara 3 tahun gara-gara maling dan bawa pisau," ujar DA.
Hukuman di penjara ternyata tak membuat kapok DA. Dia pun kerap membawa sajam kemana pun dia pergi.
DA berasalan jika dia ingin melindungi dirinya jika ada yang menganggunya. Karena dia sebagai anak pertama merasa, tidak akan ada saudaranya yang akan membantunya.
Dengan kejadian ini, Kapolrestabes Palembang, Kombes Pol Anom Setyadji melalui Kapolsek SU I Kompol Farizon, meminta masyarakat tak membawa senjata tajam saat beraktivitas di luar rumah.
"Maklumat Kapolda Sumsel sudah memperingatkan soal ini. Ada sanksinya jelas jika kedapatan bawa sajam. Jika melanggar, maka kami tindak tegas," ujarnya.
Advertisement