Kepedulian Bripka Tomas untuk Pendidikan, Siapkan Internet Gratis bagi Pelajar

Penyebaran virus covid-19 berdampak pada pola pendidikan dan sistem pembelajaran. Di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) sistem pembelajaran masih dilakukan secara online.

oleh Ola Keda diperbarui 01 Agu 2020, 10:00 WIB
Diterbitkan 01 Agu 2020, 10:00 WIB
Polisi Inspiratif
Foto: Bripka Tomas Radiena, anggota Propam Polres Kupang Kota dan isterinya, Ratna Radiena, sedang memantau pelajar yang sedang melakukan belajar online di rumah mereka (Liputan6.com/Ola Keda)

Liputan6.com, Kupang - Penyebaran virus covid-19 berdampak pada pola pendidikan dan sistem pembelajaran. Di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) sistem Belajar Online menjadi pilihan.

Kondisi ini membutuhkan biaya tambahan untuk kuota internet bagi pelajar. Tentu, para orangtua pun menjerit demi memenuhi kebutuhan penting ini. Seperti yang dialami orangtua pelajar di RT 02/RW 01 Kelurahan Kelapa Lima, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang. 

Diana (49), seorang ibu rumah tangga mengeluhkan biaya kuota internet untuk dua anaknya yang duduk di bangku SMP dan SMA. Setiap minggu, ia harus membeli paket data Rp75.000 untuk satu orang anak. Sementara suaminya hanyalah seorang tukang ojek yang pendapatannya tidak menentu.

Untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan pendidikan anak, ia harus menghemat uang dari hasil ojek sang suami. Kondisi yang sama dirasakan orangtua dan puluhan anak di sekitar wilayah tersebut. Beberapa anak terpaksa menumpang wifi di rumah Bripka Tomas Radiena, anggota Propam Polres Kupang Kota.

"Saya kaget saat pulang kantor, ada puluhan anak duduk di pinggir pagar rumah saya mencari wifi untuk mengerjakan tugas sekolah," ujar Bripka Tomas kepada wartawan, Kamis (30/7/2020).

Ia kemudian berdiskusi dengan istrinya, Ratna Radiena, yang juga seorang pendeta soal kesulitan anak-anak di sekitar tempat tinggal mereka. Pasutri ini kemudian bersepakat menyiapkan wifi gratis bagi anak-anak sekitar tempat tinggal mereka. 

Mereka memperbolehkan anak-anak usia sekolah memakai wifi di rumah mereka. Namun, untuk ketertiban maka anak-anak hanya dibatasi menggunakan wifi antara pukul 08.00 hingga pukul 12.00 Wita.

"Kami sengaja membatasi jam penggunaan wifi agar anak-anak memanfaatkan wifi ini hanya untuk kegiatan belajar," dia menegaskan.

Bagi anak-anak yang tidak memiliki handphone Android, Tomas dan istrinya menyiapkan laptop dan meminjamkan handphone mereka.

"Biar anak-anak bisa mengerjakan tugas sekolah dengan baik," ujarnya.

Bripka Tomas dan istrinya pun mewajibkan anak-anak yang menggunakan wifi di rumahnya memakai masker. Ia juga membagikan masker bagi anak-anak yang tidak memiliki masker.

Selain fasilitas untuk cuci tangan, ia meminjamkan teras rumah, halaman, dan ruang perpustakaan rumahnya untuk dipakai anak-anak saat belajar online.

Kebijakan menyiapkan wifi gratis disambut gembira para tetangga dan warga di sekitar tempat tinggal Bripka Tomas.

"Terima kasih karena kami sudah terbantu. Kami tidak perlu lagi memikirkan biaya untuk beli kuota internet," ujar Siti Kadijah (35), salah seorang warga. Ia mengaku sangat terbantu karena anak-anaknya bisa bersekolah secara online dan gratis menggunakan wifi dirumah Bripka Tomas.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

Bangun Rumah Baca

Polisi Inspiratif
Foto: Bripka Tomas Radiena pose bersama anak-anak di rumah baca (Liputan6.com/Ola Keda)

Sejak tahun 2018, memanfaatkan sebuah ruangan kecil di teras rumahnya, Bripka Thomas juga merintis dan membangun rumah baca yang diberi nama "Batu Piak".

Rumah baca itu bukan hanya untuk anak-anak usia sekolah, tetapi juga untuk orangtua yang berprofesi sebagai nelayan agar mereka memanfaatkan rumah baca tersebut untuk membaca.

"Saya melihat banyak anak usia SD yang putus sekolah sehingga saya bersama istri sepakat untuk membuka rumah baca," ujarnya.

Jebolan Fakultas Hukum Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang ini mengaku, dengan adanya rumah baca, anak-anak menjadi antusias membaca.

Rumah baca Batu Piak memiliki misi membangkitkan dan meningkatkan minat baca anak-anak sehingga tercipta masyarakat yang cerdas dan selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu, menjadi wadah kegiatan belajar masyarakat terutama anak usia sekolah dan memberantas buta aksara.

Ia menambahkan, rumah baca yang dibangun bersama istrinya itu, bertujuan menumbuhkan minat baca guna memperkaya pengalaman belajar bagi warga khususnya anak usia sekolah agar bisa terhindar dari tindakan kriminalitas.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya