Beberapa Skenario Disiapkan untuk Kurangi Dampak Abu Vulkanik Sinabung

Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara (Sumut) terus menunjukkan aktivitas vulkanologi dalam beberapa hari belakangan. Salah satu dampak dari abu vulkanik Sinabung menyebabkan ribuan hektare lahan pertanian rusak.

oleh Reza Efendi diperbarui 02 Sep 2020, 15:17 WIB
Diterbitkan 18 Agu 2020, 23:59 WIB
Tertutup abu vulkanik SInabung
Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, mengaku telah menyiapkan beberapa skenario untuk mengurangi dampak debu vulkanik yang menyebabkan lahan pertanian milik warga rusak.

Liputan6.com, Karo Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara (Sumut) terus menunjukkan aktivitas vulkanologi dalam beberapa hari belakangan. Salah satu dampak dari abu vulkanik Sinabung menyebabkan ribuan hektare lahan pertanian rusak.

Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, mengaku telah menyiapkan beberapa skenario untuk mengurangi dampak abu vulkanik yang menyebabkan lahan pertanian milik warga rusak. Misalnya, tanaman sayur-sayuran yang terdampak sekitar 1.300 hektare akan disemprot menggunakan blower.

"Danlanud juga sudah menyarankan dilakukan rekayasa cuaca hujan," kata Edy, Selasa (18/8/2020).

Diungkapkan Edy, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk melakukan langkah taktis, apabila letusan Gunung Sinabung terus berdampak bagi perekenomian. Kemudian, apabila sampai batas waktu tidak terkendali, disiapkan langkah berikutnya.

"Itu akan kita bahas di provinsi dan kita akan beri petunjuk kepada Bapak Bupati," ungkapnya.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Patuhi Protokol Kesehatan

Gunung Sinabung erupsi
Seorang warga Berastagi, Jalan Udara, Desa Semangat, Bobby mengatakan, tebalnya abu vulkanik menyebabkan jalan raya di seputaran Kota Berastagi tertutup.

Edy juga mengimbau kepada masyarakat untuk selalu menjaga kesehatan dari paparan abu vulkanik Sinabung, sebab dampak abunya sudah sampai ke Medan. Selain abu vulkanik, warga di sekitar Gunung Sinabung juga diimbau tetap mematuhi protokol kesehatan terkait COVID-19.

"Karena penyebaran COVID-19 juga berbahaya," ujarnya.

Selain itu, Gubernur Edy juga meminta kepada masyarakat untuk tidak berada di zona merah Gunung Sinabung, serta mematuhi imbauan petugas terkait. Masyarakat diminta jangan mencoba-coba mengabaikan imbauan.

"Nanti apabila tejadi sesuatu seperti yang tidak kita harapkan, ini sangat mengerikan," tegasnya.

Setelah kurang lebih 14 bulan tidak menunjukkan aktivitas, Gunung Sinabung kembali erupsi pada Sabtu, 8 Agustus 2020 dengan tinggi kolom lebih kurang 2.000 meter. Hingga Jumat, 14 Agustus 2020 sekitar pukul 16.56 WIB erupsi masih terus terjadi, mengeluarkan abu vulkanik dengan tinggi kolom kurang lebih 4.200 meter.

Status Gunung Sinabung

FOTO: Erupsi, Abu Vulkanik Gunung Sinabung Selimuti Karo
Gunung Sinabung memuntahkan abu di Karo, Sumatra Utara, Senin (10/8/2020).Gunung Sinabung meletus dengan tinggi kolom abu mencapai 5.000 meter di atas puncak gunung atau sekitar 7.460 mdpl. (Xinhua/Sarianto Sembiring)

Status Gunung Sinabung saat ini berada di level III atau Siaga. Kepada masyarakat dan pengunjung atau wisatawan agar tidak melakukan aktivitas pada desa-desa yang sudah direlokasi di dalam radius radial 3 km dari puncak, serta radius sektoral 5 km untuk sektor selatan-timur dan 4 kilometer untuk sektor timur-utara.

Jika terjadi hujan abu, masyarakat diimbau memakai masker saat keluar rumah untuk mengurangi dampak kesehatan dari abu vulkanik. Masyarakat juga diimbau mengamankan sarana air bersih serta membersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang lebat agar tidak roboh.

Untuk masyarakat yang berada dan bermukim di dekat sungai-sungai yang berhulu di Gunung Sinabung disarankan agar tetap mewaspadai kemungkinan terjadinya lahar dingin.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya