Liputan6.com, Pekanbaru - Pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau triwulan kedua menunjukkan tren negatif 3 persen. Hal ini dipengaruhi pemberlakuan pembatasan sosial berskla besar beberapa waktu lalu karena pandemi Covid-19.
Kepala Badan Pertahanan dan Keamanan Polri Komisaris Jenderal Agus Andrianto sudah mengingatkan Gubernur Riau Syamsuar ketika berkunjung ke Pekanbaru.
Advertisement
Baca Juga
"Kalau triwulan ketiga masih negatif maka akan masuk ke resesi ekonomi," kata Agus saat apel kesiapsiagaan Satgas dan Relawan Karhutla-Covid-19 di lapangan MTQ Pekanbaru, Selasa siang, 25 Agustus 2020.
Agus menjelaskan, pemerintah pusat berupaya mempercepat pertumbuhan ekonomi dengan membentuk Komisi Pemulihan Ekonomi Nasional.
Menurut Agus, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) menjadi faktor penentu di tengah pandemi Covid-19. Jika tidak terkendali sehingga menimbulkan bencana kabut asap, maka pemulihan ekonomi bisa terganggu.
Melihat kondisi ini, Agus menyebut Riau punya dua tugas berat. Selain menjaga kesehatan masyarakat agar penyebaran Covid-19 tertekan, karhutla juga menjadi tugas penting untuk diselesaikan.
"Jangan sampai terjadi seperti tahun lalu (bencana kabut asap Riau 2019)," kata Agus.
Agus menyatakan, Kapolri Jenderal Idham Aziz dan Panglima TNI atas perintah Presiden Joko Widodo bakal memberikan sanksi kepada daerah (Kapolda dan Danrem) yang abai menjaga pemulihan ekonomi.
Sejauh ini, Agus menilai penanganan Covid-19 dan karhutla di Riau terkendali dengan baik. Cuaca Riau dalam beberapa pekan terakhir masih bersahabat sehingga kebakaran lahan tak terjadi.
"Prediksi BMKG curah hujan masih tinggi tapi forum komunikasi pimpinan daerah harus tetap lakukan langkah percepatan, apel ini merupakan bentuk kesiapan Riau," jelas Agus.
Saat ini di Riau, karhutla bisa terdeteksi cepat oleh Dashboard Lancang Kuning. Aplikasi besutan Polda Riau ini juga mulai dikembangkan menangani Covid-19.
Agus berharap karhutla di Riau tak terjadi selama pemulihan ekonomi di Indonesia. Diapun mengajak semua unsur merapatkan barisan.