3 Wilayah di Jateng Bakal Uji Coba Belajar Tatap Muka, Mana Saja?

KBM tatap muka baru akan diujicobakan bila keadaan betul-betul dinilai aman dan dalam penerapannya hanya berlangsung sekitar 3-4 jam

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Agu 2020, 07:30 WIB
Diterbitkan 28 Agu 2020, 07:30 WIB
Belajar Tatap Muka Hari Pertama di Kota Serang
Pemkot Serang hari ini, Selasa, 18 Agustus 2020, membuka kembali aktivitas belajar mengajar tatap muka di sekolah meski pandemi Covid-19 belum ada tanda-tanda berakhir. (Liputan6.com/ Yandhi Deslatama)

Liputan6.com, Semarang - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah bakal melakukan uji coba kegiatan belajar mengajar (KBM) secara tatap muka di tiga daerah yang dinyatakan sebagai zona hijau pandemi COVID-19

"Uji coba KBM tatap muka akan dilakukan di satu SMA dan satu SMK dengan protokol kesehatan yang sangat ketat di Wonosobo, Temanggung, dan Kota Tegal," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, Padmaningrum di Semarang, Selasa.

Pihaknya akan melakukan berbagai persiapan dengan matang terkait dengan rencana KBM tatap muka itu.

"Dalam membuka sekolah (untuk KBM tatap muka, red.) kami tidak sembarangan. Rencana itu kemudian kami evaluasi ulang bersama Tim Gugus Tugas Penanganan COVID-19, kami juga melakukan penjaringan kabupaten/kota dan rapat hingga tiga kali. Kami membuat film sistem pendidikan seperti apa yang akan dilakukan nanti," ujarnya, dikutip Antara.

Dia menjelaskan KBM tatap muka baru akan diujicobakan bila keadaan betul-betul dinilai aman dan dalam penerapannya hanya berlangsung sekitar 3-4 jam.

"Gerbang masuk sekolah dan keluar sekolah juga berbeda, bahkan harus dipastikan juga para siswa berangkat, selama di sekolah, hingga pulang tetap aman dari potensi terpapar COVID-19," katanya.

Hal tersebut disampaikan Padmaningrum saat menjadi pembicara pada acara gelar wicara secara daring yang bertajuk "Tarik Ulur Pembelajaran Jarak Jauh" melalui aplikasi Zoom.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

Kompetensi Akademik

Masuk Sekolah Pertama Masa Pandemi
Sejumlah anak sekolah di SMPN 1 Kota Jambi mulai masuk sekolah pertama saat masa pandemi, Senin (13/7/2020). Meski status Kota Jambi zona kuning, Pemkot Jambi telah mengizinkan belajar mengajar tatap muka. (Liputan6.com / Gresi Plasmanto)

Hal tersebut disampaikan Padmaningrum saat menjadi pembicara pada acara gelar wicara secara daring yang bertajuk "Tarik Ulur Pembelajaran Jarak Jauh" melalui aplikasi Zoom.

Supriono Subakir selaku Konsultan Pendidikan Inklusif dan Penanganan Anak Tidak Sekolah UNICEF Jawa-Bali mengakui bahwa anak-anak dalam sehari mampu belajar 3-4 jam itu sudah merupakan hal yang luar biasa.

"Oleh sebab itu bagaimana menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, itu yang diperlukan. Orang tua di rumah sekarang baru sadar bagaimana sulitnya mengajar satu anak di rumah. Mereka baru sadar betapa beratnya tugas guru yang mengajar lebih dari 30 anak dalam satu kelas," ujarnya.

Perwakilan Lembaga Gerak Permberdayaan Warsito Ellwein berpendapat bahwa pandemi memaksa anak-anak harus tinggal di rumah, termasuk orang tua sehingga menciptakan situasi yang baru dalam KBM.

"Selama ini orang tua mengandalkan pendidikan anak di sekolah. Pendidikan lainnya sambil jalan. Kini pendidikan harus berpikir seperti Ki Hajar Dewantara, pendidikan bukan hanya di sekolah, tapi juga di masyarakat dan di keluarga," katanya.

Ia menyebutkan KBM di sekolah akan meningkatkan kompetensi akademik, maka pendidikan nonformal dan informal akan meningkatkan kompetensi sosial.

 

Kegiatan di Rumah Sebagai Media Pembelajaran

Intip Uji Coba Pembelajaran Tatap Muka di Sekolah Bekasi
Sejumlah murid menerapkan jaga jarak sebelum masuk ke sekolah di SD Negeri 6, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (4/8/2020). Pemerintah setempat memberikan izin kepada enam sekolah untuk melakukan uji coba pembelajaran tatap muka selama satu bulan. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

"Jika kompetisi sosialnya rendah, maka ia akan tumbuh sebagai manusia yang tidak bisa memanusiakan orang lain," katanya.

Oleh sebab itulah, kegiatan sehari-hari di rumah bisa jadi media pendidikan, mulai dari tidur, mandi, makan, serta diajarkan hak dan kewajiban, tata tertib rumah, menentukan waktu bebas.

"Akan tercipta komunikasi dua arah antara orang tua dan anak. Memberikan penjelasan apa adanya, memberi teladan, menyepakati kegiatan dan tata-tertib, menginternalisasikan nilai-nilai luhur dan kearifan lokal. Mengajari sambil bermain akan lebih menarik. Misalnya dalam hal menerapkan protokol kesehatan menangkal penyebaran COVID-19 dengan cara mencuci tangan," ujarnya.

Pelaksana Tugas Kepala Kantor UNICEF Perwakilan Jawa Armunanto menambahkan bahwa seluruh negara di dunia tidak siap menghadapi pandemi COVID-19.

"Semua sektor lumpuh, termasuk pendidikan, pemerintah telah berupaya menanggulangi kelumpuhan di bidang pendidikan dengan merekrut dan melatih relawan. Pemerintah juga melakukan komunikasi dan memberi informasi, guru berbagi, dan memutuskan program belajar di rumah," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya