Warga Bahorok Langkat Dihebohkan Penemuan Bangkai Sapi dengan Luka Gigitan Harimau

Warga di Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara (Sumut) dihebohkan dengan penemuan bangkai sapi di kebun sawit. Pada leher sapi tersebut ditemukan bekas luka pada bagian lehernya.

oleh Reza Efendi diperbarui 07 Okt 2020, 20:45 WIB
Diterbitkan 07 Okt 2020, 20:45 WIB
Ilustrasi harimau
Ilustrasi harimau (wildtrails)

Liputan6.com, Langkat Warga di Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara (Sumut) dihebohkan dengan penemuan bangkai sapi di kebun sawit. Pada leher sapi tersebut ditemukan bekas luka pada bagian lehernya, diduga kuat akibat serangan harimau.

Peistiwa tersebut terjadi di Dusun Tualang Gepang, Desa Sampe Raya. Diduga kuat luka pada leher sapi akibat gigitan harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae), sebab di sekitar lokasi juga ditemukan jejak-jejak diduga jejak harimau.

Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Utara (BBKSDA Sumut), Hotmauli Sianturi, membenarkan telah terjadi konflik harimau di desa tersebut. Mengantisipasi kedatangan kembali harimau tersebut, petugas menghalau dengan suara ledakan.

"Ya, benar, kami sudah dapat laporannya. Penemuan bangkai sapi diduga akibat diterkam harimau tersebut, Senin, 5 Oktober 2020. Saat ini tim masih di lapangan," kata Hotmauli, Rabu (7/10/2020).

Dijelaskannya, jejak-jejak yang ada di sekitar lokasi diduga merupakan jejak harimau. Berdasarkan kebiasaannya, harimau akan kembali memakan mangsanya setelah ditinggalkan. Untuk mencegah kembalinya harimau, pihaknya membakar bangkai tersebut.

"Dengan dibakar, maka akan sekaligus menghilangkan jejak dan dominasi di lokasi tersebut. Begitupun, satwa liar tidak akan nyaman di lokasi pembakaran bangkai ternak sapi tersebut," jelasnya.

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

Halau Kemunculan Harimau

Kalau kedatangan harimau
Selain membakar mangsa, juga menghalau kemunculan harimau dengan membuat suara ledakan dari senjata api juga petasan.

Disebutkan Hotmauli, berdasarkan data-data di lapangan, hasil camtrap (kamera jebak), dan masukan dari banyak pihak, selain membakar mangsa, juga menghalau kemunculan harimau dengan membuat suara ledakan dari senjata api juga petasan.

"Bunyi-bunyian itu sudah dilakukan di sana," sebutnya.

Bukan Kasus Pertama

BKSDA Aceh Tangkap Harimau Sumatera
Harimau sumatra liar yang berhasil ditangkap berada dalam kandang evakuasi di Desa Singgersing, Kota Subulussalam, Aceh, Minggu (8/3/2020). BKSDA Aceh mendatangkan pawang dan memasang perangkap untuk menangkap harimau yang selama ini memangsa ternak warga di daerah itu. (CHAIDEER MAHYUDDIN/AFP)

Untuk diketahui, konflik harimau di Langkat bukan kali ini saja terjadi. Tercatat pernah terjadi pada 2014, 2018, 2019. Bahkan, April hingga Mei 2020 terjadi 3 kali harimau memangsa ternak sapi warga.

Pada Kamis, 30 April 2020, kasus terjadi di Dusun Tanjung Naman, Desa Lau Damak, Kecamatan Bahorok. Selasa, 12 Mei 2020, terjadi di Dusun Penampen, Desa Sei Musam, Kecamatan Batang Serangan. Kemudian, Sabtu, 30 Mei 2020, di Dusun Selayang, Desa Lau Damak, Kecamatan Bahorok.

Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah V, Bahorok, Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser (BBTNGL), Palber Turnip mengatakan, salah satu penyebab masih terjadinya konflik harimau yang memangsa ternak warga karena masih adanya warga yang enggan mengandangkan ternaknya.

"Faktor lainnya, juga masih ada yang menggembalakannya dekat dengan hutan," Palber menandaskan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya