Langkah Strategis Menjaga Keberlangsungan Habitat Harimau Sumatra

Berbagai langkah strategis untuk menjaga keberlangsungan habitat Harimau Sumatra menjadi topik utama Webinar Global Tiger Days (GTD) 2020.

oleh Nefri Inge diperbarui 02 Agu 2020, 21:00 WIB
Diterbitkan 02 Agu 2020, 21:00 WIB
Seekor harimau sumatra yang pernah terjerat di hutan tanaman industri di Kabupaten Pelalawan.
Seekor harimau sumatra yang pernah terjerat di hutan tanaman industri di Kabupaten Pelalawan. (Liputan6.com/Dok BBKSDA Riau)

Liputan6.com, Palembang - Perayaan Hari Harimau Sedunia atau Global Tiger Days yang jatuh pada tanggal 29 Juli 2020 ini, diperingati Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) HarimauKita dengan menggelar Webinar Global Tiger Days (GTD): Sinergitas dan Koeksistensi Industri dengan Konservasi Harimau Sumatra, pada Rabu (29/7/2020) lalu.

Dalam webinar tersebut, diisi oleh beragam narasumber berkompeten, yaitu Dirjen KSDAE Kementrian LHK Wiratno, Kepala BBKSDA Riau Suharyono dan Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) Iman Santoso.

Lalu, Direktur Yayasan Sintas Indonesia Hariyo TW, Head of Conservation Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas Dolly Priatna dan Direktur Yayasan Arsari Djojohadikusumo Catrini P.

Dirjen KSDAE Kementrian LHK Wiratno mengatakan, perlindungan habitat Harimau Sumatra memang menjadi tantangan, karena banyak berada di luar kawasan konservasi. Bahkan kasus di Riau, 99 persen Harimau Sumatra berada di luar area system.

“Upaya insitu dan eksitu harus dikombinasikan, bagaimana cara mereka membangun, merehabilitasi dan pemanfaatan berkelanjutan,” ujarnya, Minggu (2/8/2020).

Menurutnya, problem terbesar kerusakan lingkungan dan kematian Harimau Sumatra ada di faktor manusia yang paling bertanggungjawab. Ada dua hal yang mendorong hal tersebut, yaitu kemiskinan dan keserakahan.

Bahkan timnya pernah membersihkan jerat Harimau Sumatra lebih dari 3.000 unit jerat. Yang mana ditemukan di luar kawasan konsesi, seperti di Leuser, Bukit barisan dan Kerinci Jambi.

"Di tahun 2020 ini, tim di lapangan menemukan ada 700 jerat yang dipasang oleh warga di sekutar kawasan konsesi.

Dari sektor perusahaan sendiri, APP Sinar Mas berinisiatif menuju konsesi Hutan Tanaman Industri (HTI) ramah konservasi Harimau Sumatra.

Head of Conservation APP Sinar Mas Dolly Priatna mengatakan, APP Sinar Mas mengawali program HTI ramah konsesi Harimau Sumatra dengan komitmen Sustainability Roadmap Vision (SVR) 2020 dan Forest Conservation Policy (FCP), termasuk rantai pasoknya dari konsesi HTI.

Menurutnya, tujuannya sendiri, agar membuat satu sinergitas dan hidup berdampingan dalam HTI dan konservasi satwa liar.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini :


HTI Ramah Harimau Sumatra

Harimau sumatra mati yang ditemukan di konsesi PT Arara Abadi yang merupakan anak perusahaan APP Sinar Mas.
Harimau sumatra mati yang ditemukan di konsesi PT Arara Abadi yang merupakan anak perusahaan APP Sinar Mas. (Liputan6.com/M Syukur)

Bahkan ada lima langkah stategis yang dilakukan APP Sinar Mas, untuk mewujudkan hal tersebut. Yaitu Sharing Space, Provide Connectivity dan Minimize HEC with Fatalies, Best Management Pratices (BMP) dan Landscape Scale.

"Karena Harimau Sumatra punya wilayah jelajah yang luas. Harus ada koordinasi dan kerjasama di semua sektor," katanya

Agar mewujudkan ini, APP Sinar Mas melakukan upaya pelestarian Harimau Sumatra dan Gajah Sumatera yang berada di luar kawasan konservasi.

Karena mereka optimis jika potensi untuk menyelamatkan Harimau Sumatra di luar kawasan konservasi sangat besar.

“Dari pantauan kamera trap tahun 2019 lalu, Harimau Sumatra yang menggunakan areal konsesi pemasok kayu APP di Sumatera mencapai 69 individu. Mereka bukan tinggal di dalam, tapi menggunakan areal konsesi sebagai habitatnya,” ungkapnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya