Liputan6.com, Palu - Kunjungan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim di Palu, menjadi momen bagi para guru dan stakeholder untuk mencurahkan isi hati terkait proses belajar mengajar di tengah pandemi Covid-19. Didampingi sederet pejabat terkait, Nadiem menggelar dialog di SMK 8 palu membahas pendidikan khususnya di Sulawesi Tengah.
Dalam diskusi itu, Salim, Ketua Forum MKKS SMA Sulteng mengatakan, sumber daya manusia menjadi kendala yang dirasakan para guru saat menjaani program pembelajaran jarak jauh selama pandemi.
Advertisement
Baca Juga
"Kami mohon nantinya ada program pengembangan bagi guru. Karena kita tidak tahu sampai kapan situasi seperti ini," katanya.
Sementara itu, Badaruddin, Ketua MKKS SMK Sulteng menyoroti sarana dan prasarana penunjang pembelajaran jarak jauh selama pandemi yang masih sangat terbatas. Baginya penggunaan buku pelajaran fisik tidak efektif saat pembelajaran darurat.
"Subsidi alat teknologi bagi siswa bisa memaksimalkan pembelajaran saat ini," katanya.
"Kalau kita lihat buku untuk siswa-siswi dari Dana BOS itu hampir tidak disentuh oleh anak-anak. Saya usul mas menteri, itu diganti dengan pemberian smartphone. Dengan itu anak-anak tidak hanya bisa mengakses buku digital, tapi juga perpustakaan," tambahnya.
Akses internet yang belum merata juga disebut para pengelola pendidikan di Sulteng jadi kendala penyelenggaraan pendidikan, terutama di wilayah pelosok.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Simak video pilihan berikut ini:
Strategi Mas Menteri
Mas menteri Nadiem Makarim mengakui, situasi darurat pandemi yang datang tiba-tiba membuat penyelenggaraan pendidikan terkendala dan perlu menyesuaikan secara perlahan. Pembelajaran jarak jauh, kata dia, selain mengharuskan pendidik menguasai teknologi, pihaknya juga sudah mengeluarkan kurikulum darurat yang tidak membebani guru dan siswa.
"Sudah diluncurkan kurikulum darurat yang menyederhanakan kurikulum sebelumnya. 30 sampai 40 persen standar pencapaiannya kita kurangi. Itu untuk meringankan beban guru dan anak," katanya.
Nadiem juga bakal merealisasikan rencana pemberian alat elektronik untuk mendukung belajar peserta didik di SUlteng. Namun dia menekankan, itu harus dilakukan dengan dasar manfaatnya. Daripada ponsel pintar dia menawarkan laptop sebagai gantinya.
Soal akses internet, Kementerian Pendidikan, kata Nadiem, sudah berkoordinasi dengan lembaga lain. Saat ini Kementerian Pendidikan tengah fokus pada penyediaan sarana dan fasilitas digitalisasi di sekolah. Selain itu untuk menjamin pembelajaran luring di wilayah pelosok, Nadiem meminta kepala sekolah memanfaatkan dana BOS untuk operasional para guru.
"Kemendikbud dan empat Kementerian lain sedang berupaya mengatasi masalah internet yang belum merata. Kemendikbud fokusnya memastikan peralatan untuk pembelajaran daring itu ada di sekolah," katanya.
Nadiem rencananya berada di Palu selama dua hari. Selain melihat penyelenggaraan pendidikan di masa pandemi, dia juga akan meninjau beberapa sekolah yang sebelumnya terdampak bencana gempa bumi 28 September 2018 silam.
Advertisement