Cerita Haru Orangtua di Gorontalo, Gantikan Wisuda Anaknya yang Meninggal Dunia

Wisuda yang sebelumnya dipenuhi dengan kegembiraan dan kebahagiaan oleh peserta wisudawan dan wisudawati, tiba-tiba berubah haru.

oleh Arfandi Ibrahim diperbarui 21 Des 2020, 21:00 WIB
Diterbitkan 21 Des 2020, 21:00 WIB
Orang Tua Siti Hardiyanti Yuniar menangis saat menghadiri prosesi wisudah. (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)
Orang Tua Siti Hardiyanti Yuniar menangis saat menghadiri prosesi wisudah. (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)

Liputan6.com, Gorontalo - Ada yang berbeda dengan prosesi wisuda yang digelar Kampus Universitas Negeri Gorontalo (UNG). Wisuda yang sebelumnya dipenuhi kegembiraan dan kebahagiaan, tiba-tiba berubah haru.

Kesedihan dan tangis itu seketika pecah saat ada orangtua dari salah satu mahasiswa ikut diwisuda menggantikan anaknya yang telah meninggal dunia.

Iradat, ayah dari almarhumah Siti Hardiyanti Yuniar, tak mampu membendung air matanya saat menjalani prosesi wisuda menggantikan sang anak. Meski demikian, ia berusaha tetap tegar sekaligus bangga sambil menggenggam erat bingkai foto mendiang anaknya.

Almarhum Siti Hardiyanti Yuniar, sendiri merupakan mahasiswa Jurusan Farmasi UNG. Gadis asal Desa Soginti, Kecamatan Paguat, itu dikabarkan meninggal dunia pada 10 Desember 2020 akibat infeksi paru-paru. 

Iradat Bercerita, anak tercintanya itu memang sudah lama mengidap penyakit infeksi paru-paru. Sebelum wisuda, bahkan saat ujian pun anaknya itu dalam keadaan sakit.

 

**Ingat #PesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Orang Tua Siti Hardiyanti Yuniar menangis saat menghadiri prosesi wisudah. (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)
Orang Tua Siti Hardiyanti Yuniar menangis saat menghadiri prosesi wisudah. (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)

"Saya sudah menyarankan dia untuk berobat dan istirahat yang cukup, namun semangatnya yang mengalahkan dia hingga jadi begini," ujarnya sambil meneteskan air mata.

Seakan tak mau kalah dengan penyakit yang dideritanya, anak perempuan dari dua bersaudara itu, tetap berjuang untuk menyelesaikan studinya di akhir tahun 2020 ini.

"Perjuangan yang dilakukan anak kami untuk meraih gelar sangat kami hargai meski dia berjuang dalam keadaan sakit," kata Iradat didampingi isterinya.

Terakhir, ia tak lupa menyampaikan terima kasih banyak kepada Kampus UNG bisa menghadirkannya untuk menggantikan putrinya yang sudah meninggal.

"Kami sekeluarga tetap bahagia walaupun anak kami sudah tiada. Terima kasih UNG yang begitu peduli anak saya," tutupnya.

Simak juga video pilihan berikut:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya