Ketika Pasar Tradisional Denyutkan Ekonomi Warga Mamuju Usai Gempa

Sejumlah pedagang di Pasar Baru Mamuju, Sulawesi Barat mulai kembali beraktivitas pasca-gempa bumi 6,2 Magnitudo yang meluluhlantakkan Kabupaten Majene dan Mamuju.

oleh Abdul Rajab Umar diperbarui 21 Jan 2021, 09:01 WIB
Diterbitkan 21 Jan 2021, 09:00 WIB
Pasar tradisional di Mamuju mulai ramai setelah pedagang mulai berjualan usai gempa. (Foto: Liputan6.com/Abdul Rajab Umar)
Pasar tradisional di Mamuju mulai ramai setelah pedagang mulai berjualan usai gempa. (Foto: Liputan6.com/Abdul Rajab Umar)

Liputan6.com, Mamuju - Sejumlah pedagang di Pasar Baru Mamuju, Sulawesi Barat, mulai kembali beraktivitas pasca-gempa bumi 6,2 Magnitudo yang meluluhlantakkan Kabupaten Majene dan Mamuju pada 15 Januari 2021 pukul 02.28 Wita.

Pantauan Liputan6.com, sejumlah pedagang utamanya yang menyediakan kebutuhan pokok mulai kembali berdagang dan membuka toko mereka. Sejumlah warga, yang sebagiannya adalah korban gempa, pun tampak silih berganti memasuki area pasar membeli kebutuhan mereka.

Dahliati (28), salah seorang pedagang ikan, mengatakan meski masih merasa trauma akan gempa pada dini hari itu, dirinya harus kembali berjualan demi memenuhi kebutuhan sehari-hari. Apalagi, barang yang ia jual sangat dibutuhkan oleh warga saat ini.

"Kalau saya, sejak kemarin kembali berjualan Pak. Saya juga masih sempat menjual ikan sehari setelah gempa," kata Dahliati kepada wartawan, Rabu (20/01/2021).

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:


Harga Normal

Pasar tradisional di Mamuju mulai ramai setelah pedagang mulai berjualan usai gempa. (Foto: Liputan6.com/Abdul Rajab Umar)
Pasar tradisional di Mamuju mulai ramai setelah pedagang mulai berjualan usai gempa. (Foto: Liputan6.com/Abdul Rajab Umar)

Harga ikan dagangan yang dijajakan oleh Dahliati pun masih sama dengan harga sebelum gempa terjadi. Bahkan, tak jarang ia memberi tambahan ikan kepada pembelinya.

"Mau diapa jual mahal-mahal Pak, kita semua ini sedang kesusahan. Mungkin begini mi caraku membantu," ujar Dahliati.

Sedangkan, Hasni (35), seorang pedagang sayur menceritakan, dirinya juga kembali menjual agar dapat memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Ia sejak pagi pergi ke kebun miliknya untuk memetik sayuran kemudian menjajakannya ke pasar.

"Saya baru dua hari kembali menjual, Pak. Saya juga mengungsi di lingkungan Tahaya-haya, Karema. Namun belum mendapat bantuan, sehingga harus kembali menjual," kata Hasni.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya