Perkuat Puskesmas Lawan Corona, Jabar Sebar 500 Tenaga Kesehatan

Pemerintah Provinsi Jawa Barat meluncurkan program bernama Puskesmas Terpadu dan Juara (Puspa).

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 01 Feb 2021, 23:00 WIB
Diterbitkan 01 Feb 2021, 23:00 WIB
Ridwan Kam
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memberikan keterangan kepada pers usai mendapatkan suntik vaksin Covid-19 di Puskesmas Garuda, Kota Bandung, Jumat (28/8/2020). (Liputan6.com/Huyogo Simbolon)

Liputan6.com, Bandung - Pemerintah Provinsi Jawa Barat meluncurkan program bernama Puskesmas Terpadu dan Juara (Puspa). Pada awal program penguatan peran puskesmas dalam penanganan virus corona (Covid-19) ini, pemerintah menyebar sebanyak 500 tenaga kesehatan (nakes).

"Kesimpulannya selama tahun 2020, kita mengandalkan penanganan covid kepada puskesmas tapi ternyata keteteran. Jadi inilah maksud dari acara ini bahwa harus ada SDM (sumber daya manusia) baru khusus untuk covid," ujar Gubernur Jabar Ridwan Kamil dalam acara peresmian Puspa di Puskesmas Cikarang, Bekasi, Senin (1/2/2021).

Adapun 500 nakes yang sudah terseleksi disebar ke 100 puskesmas di Jabar. Sebanyak 12 daerah yang menjadi prioritas yakni Kota Bekasi, Kota Depok, Kota Bandung, Kabupaten Bekasi, Kota Cimahi, Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kabupaten Karawang, Kabupaten Bandung, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Sumedang, dan Kabupaten Bandung Barat.

Emil, sapaan Ridwan Kamil mengungkapkan, pada 2020 lalu tugas tenaga kesehatan di puskesmas yang mengurusi Covid-19 tercampur mengurusi penyakit lain. Sementara penanganan Covid-19 harus intens seperti melakukan tracing, testing, dan treatment. Sehingga, dengan kekuatan yang ada penanganan jadi tak maksimal.

"Itulah tujuan kita bikin program ini. Satu puskesmas ada 5 orang baru, 3 orang baru 2 orang pendamping dari puskesmas. Makanya kita sekarang ada 500 (orang). 500 juga anggarannya Rp80 miliar," tuturnya.

Ia berharap, dengan adanya penambahan nakes baru di puskesmas, rasio pelacakan kontak erat meningkat. Adapun saat ini rasio tersebut 1 berbanding 4. Rasio tersebut masih rendah dengan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yaitu 1 berbanding 30.

"Inilah tugas kelima orang baru dalam melacak dan mendatangi karena rasio pelacakan hanya empat orang yang berhasil, padahal kan selama berhari-hari dia tidak datang ke rumah dia ke pasar dan lain-lain. Maka rasio pelacakan di Indonesia termasuk di Jawa Barat hanya 1 berbanding 4, harusnya satu kasus 30 orang di lingkarannya terlacak. Jadi masih jauh dari standar WHO," bebernya.

Pelaksana Tugas (Plt) Dinas Kesehatan Provinsi Jabar Dewi Sartika menjelaskan, rekrutmen penguatan SDM di puskesmas sudah dilakukan sejak Januari lalu. Ada sebanyak 4.300 orang mendaftar per 31 Januari 2021.

"Penambahan 500 orang, 300 seleksi terbuka dan 200 inter puskesmas. Mereka akan dilatih secara online sampai 7 Februari nanti. Tim yang terpilih akan melaksanakan kampanye program 3M dan 3 T," kata Dewi.

 

**Ingat #PesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya