Liputan6.com, Pekanbaru - Kawanan monyet ekor panjang di RT 01 RW 18 Kelurahan Tuah Madani, Kota Pekanbaru, makin nekat saja. Setelah menggigit balita dan menyerang ibunya, kawanan primata berbulu ini mulai sering masuk ke dapur warga.
Kawanan monyet ini mengacak-acak isi dapur lalu menyantap makanan milik warga. Sebagian lagi ada yang menunggu di luar pintu menunggu monyet dari dalam membawa makanan.
Advertisement
Baca Juga
Hal tersebut sudah beberapa kali dialami salah satu warga, Eli. Sisa jualan saudaranya di pasar sering menjadi incaran seekor monyet besar yang merupakan pimpinan kawanan.
"Ada sisa jualan buah nangka kakak saat itu, mungkin tercium sama monyetnya," ucap Eli kepada wartawan.
Eli menyebut yang masuk itu merupakan monyet besar. Eli menyaksikan monyet itu membuka nangka dan dengan santai makan di lantai, kemudian membawanya keluar.
"Karena di luar saat itu sudah menunggu monyet lain, ada sekitar tujuh ekor," sebut Eli.
Eli sempat mengusir kawanan ini karena sudah masuk ke dapur. Namun monyet tersebut melawan dan sering mengejar Eli ke dalam rumah.
"Pakai kayu saya usir tapi malah mengejar monyetnya, untung cepat tutup pintu," ucap Eli.
Â
Simak video pilihan berikut ini:
Rusak Buah-buahan
Tak hanya dapur, kawanan monyet ini juga merusak tanaman dan mencuri telur ayam warga. Buah-buahan warga di pekarangan juga menjadi sasaran sehingga tidak bisa lagi dimakan.
"Karena semua buah yang diambil, gigit sedikit langsung dibuang karena mungkin belum masak," sebut Eli.
Eli menjelaskan, teror kawanan monyet sudah berlangsung sebulan lebih. Awalnya monyet hanya main di atap tapi kemudian makin berani ke pekarangan serta masuk ke rumah.
Eli berharap pihak berwenang mengatasi kawanan monyet ini karena sudah mengganggu. Apalagi warga banyak tidak bisa memakan buah-buahan yang ditanam di pekarangan.
"Anak-anak enggak bisa makan jambu, monyet yang habiskan semua," kata Eli.
Eli juga menyebut kawanan monyet itu tak hanya datang sekali ke permukiman. Dalam sehari bahkan sampai empat kali dan berlangsung hingga malam hari.
"Jam 6 pagi datang, jam 9 datang, kemudian siang dan sebelum magrib," kata Eli.
Eli juga prihatin karena di lingkungannya ada sejumlah sekolah. Tak jarang monyet itu memanjat dan bermain di atap sehingga membuat belajar murid-murid terganggu.
"Pernah itu gurunya teriak-teriak karena monyetnya, itu di sekolah TK sana," dia menandaskan.
Advertisement