Misteri Suara Aneh Usai Tragedi Pembunuhan Waria di Kamar Kos di Gorontalo

Pascaditemukanya Jenazah waria FH alias Jesy Chalondra korban pembunuhan di sebuah indekos di Kota Gorontalo, kerap terdengar suara aneh yang bikin penghuni pindah

oleh Arfandi Ibrahim diperbarui 08 Mar 2021, 00:00 WIB
Diterbitkan 08 Mar 2021, 00:00 WIB
Tempat Kejadian Perkara (TKP) pembunuhan Waria di Gorontalo (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)
Tempat Kejadian Perkara (TKP) pembunuhan Waria di Gorontalo (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)

Liputan6.com, Gorontalo - Sejumlah penghuni indekos memilih untuk pindah sementara waktu usai ditemukannya jenazah seorang waria, FH alias Jesy Chalondra, di sebuah kamar indekos di Kota Gorontalo. Jesy merupakan korban pembunuhan.

Mereka memilih pindah lantaran takut arwah penasaran waria itu bakal mengganggu. Kamar yang saling berdekatan itu membuat penghuni kos merasa was-was dan masih trauma atas kejadian yang menimpa teman dekat mereka.

Belum lagi kamar tempat jenazah waria itu pertama kali ditemukan, tepat berada di tengah.

Pantauan Liputan6.com, dari kejauhan terlihat pagar besi tertutup rapat membuat kos-kosan yang sebelumnya ramai itu kini bagaikan gedung tak berpenghuni. Kos yang memiliki 16 kamar itu, kini tinggal tiga kamar yang masih terisi.

Mereka memilih bertahan dengan ragam alasan. Salah satunya tidak ada tempat lagi untuk pindah, selain itu ada yang mengaku tidak takut, sebab korban pembunuhan itu adalah teman dekat mereka.

"Dari total 16 semuanya terisi, namun setelah kejadian mereka milih untuk pindah," kata Ain Geya salah satu penghuni kos yang memilih bertahan.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

Api Unggun dan Lampu Agar Arwah Tenang

Tempat Kejadian Perkara (TKP) pembunuhan Waria di Gorontalo (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)
Tempat Kejadian Perkara (TKP) pembunuhan Waria di Gorontalo (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)

Selain itu, wanita yang akrab disapa Geya itu mengakui, bahwa pascapenemuan jasad Jesy Chalondra ia kerap mendengar suara aneh dari dalam kamar Jesy yang tepat berada di depan kamarnya.

"Iya tetap ada suara yang sering terdengar saat tengah malam, setiap kali ada saya abaikan. Saya hanya berkata Jesy tenang di alam sana, kami akan selesaikan persoalanmu di sini," ungkap Geya, sambil menangis.

"Paling berasa itu waktu pelaku belum ditemukan, badan saya terasa berat untuk digerakkan," dia menuturkan.

Untuk menghilangkan rasa takut, penghuni kos yang bertahan melakukan aksi menyalakan lampu dan api unggun setiap malam berharap agar korban tersebut tenang. Lampu tradisional diletakan di depan kamar korban.

"Setiap malam kami lakukan itu, mudah-mudan semua masalah ini cepat selesai korban bisa tenang abadi," ia menandaskan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya