Kisah Ganjar, Warga Binaan di Gorontalo Mampu Hidupi Keluarga dari Dalam Lapas

Sebagian besar orang mengira bahwa ketika menjadi terpidana, seluruh ruang gerak aktivitas seseorang akan terbatas karena berada di dalam Lembaga Pemasyarakatan (Lapas). Namun, tidak bagi Ganjar yang masih bisa menafkahi keluarganya dari dalam Lapas.

oleh Arfandi Ibrahim diperbarui 23 Mar 2021, 08:11 WIB
Diterbitkan 23 Mar 2021, 05:00 WIB
Ganjar Nurdiansyah saat mengerjakan orderan cucian di dalam Lapas Kelas IIA Gorontalo (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)
Ganjar Nurdiansyah saat mengerjakan orderan cucian di dalam Lapas Kelas IIA Gorontalo (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)

Liputan6.com, Gorontalo - Sebagian besar orang mengira bahwa ketika menjadi terpidana, seluruh ruang gerak aktivitas seseorang akan terbatas karena berada di dalam Lembaga Pemasyarakatan (Lapas).

Namun, ternyata tidak, hal itu dibuktikan oleh salah seorang penghuni Lapas Kelas II A Gorontalo, Ganjar Nurdiansyah. Pria ini tetap bekerja mencari nafkah untuk menghidupi keluarganya.

Meski harus dibatasi oleh tembok, lantas itu tidak membuat pria yang akrab disapa Ganjar ini pasrah dengan keadaan. Ia tetap mengais rezeki meski dengan usaha mencuci pakaian dari sesama penghuni lapas.

Dari situlah ia mendapatkan uang, setiap satu potong pakaian, Ganjar diberi upah seribu rupiah. Dengan begitu, selain bisa menghidupi keluarga, kebutuhan sehari-harinya di dalam lapas ikut terpenuhi.

Ganjar bercerita, awal mula ia merintis usaha ini lantaran ia tidak pernah dijenguk oleh keluarganya. Sebab, saat ini anak dan istrinya berada di Provinsi Jawa Barat.

"Selama saya di lapas, tidak ada keluarga datang, jangan mengantar makanan, menengok pun keluarga tidak pernah," kata Ganjar.

"Biaya transportasi yang cukup mahal membuat keluarga mengurungkan niat untuk menjenguk saya," ujarnya.

Simak video pilihan berikut ini:

Modal Sebungkus Deterjen

Ganjar Nurdiansyah saat diwawancarai sejumlah awak media (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)
Ganjar Nurdiansyah saat diwawancarai sejumlah awak media (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)

Akhirnya, ia harus memutar otak bagaimana bisa mendapatkan uang meski dengan kondisi aktivitas yang terbatas. Dengan bermodalkan sebungkus deterjen, Ganjar kemudian menawarkan jasa mencuci pakaian itu kepada teman sekamarnya.

Sementara, modal awal untuk merintis usaha tersebut, ia memberanikan diri untuk pinjam di Koperasi Lapas, agar bisa membeli sebungkus deterjen.

"Setelah saya dapat pinjaman untuk beli sabun, kemudian saya tawarkan ke teman sekamar untuk mencuci pakaiannya," katanya.

Seiring berjalannya waktu, usaha Ganjar akhirnya berbuah manis, hampir setiap hari ia mendapatkan cucian. Meski hanya dengan modal awal sebungkus deterjen, kini hampir seluruh penghuni lapas menggunakan jasanya.

"Alhamdulillah, saat ini sudah banyak yang menggunakan jasa saya untuk mencuci. Bahkan hampir semua," tuturnya kepada Liputan6.com

"Jadi tidak jenuh, meski berada dalam lapas saya seakan berada di rumah dan bekerja seperti biasa," ungkapnya.

Tak tanggung-tanggung, saat ini Ganjar mampu meraup keuntungan dengan rata-rata sebulan bisa mencapai Rp1 juta hingga Rp2 juta. Tidak hanya itu, saat ini ia mampu membiayai anak dan istrinya.

"Hasil sangat lumayan, bisa mengirim uang kepada istri dan anak melalui petugas lapas," tuturnya.

"Kebutuhan terpenuhi, dari sinilah saya belajar, bahwa ruang dan waktu tidak mampu membatasi kita untuk tetap berusaha," katanya.

Mendapat Apresiasi

Kepala Satuan Pengamanan Lapas Kelas IIA Gorontalo, Kasdin, memberikan keterangan (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)
Kepala Satuan Pengamanan Lapas Kelas IIA Gorontalo, Kasdin, memberikan keterangan (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)

Sementara Kepala Satuan Pengamanan Lapas Kelas IIA Gorontalo, Kasdin membenarkan, bahwa Ganjar tidak pernah mendapat kunjungan dari pihak keluarganya.

"Iya benar, Ganjar ini tidak pernah dibesuk oleh keluarganya sejak awal ia masuk lapas," kata Kasdin.

Ia menambahkan, melihat usaha Ganjar, ia sangat mengapresiasi apa yang dilakukannya meski saat ini ia sedang menjalani masa hukumannya selama 5 tahun. Dengan harapan apa yang dilakukan Ganjar bisa tertular ke warga binaan lainya.

"Kami sangat apresiasi, walaupun berbatasan dengan tembok sekalipun, itu tidak membuat usaha dan kreativitas mereka mati," ia menandaskan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya